Shippaigaku merupakan istilah yang diperkenalkan oleh Takashi Tachibana. Takashi Tachibana merupakan seorang kolumnis Jepang. Kolumnis adalah orang yang secara tetap menulis artikel dalam surat kabar atau majalah. Dia mengomentari studi yang dilakukan oleh Yotaro Hatamura, seorang profesor teknik mesin di The University of Tokyo.
Hatamura-Sensei mulai tertarik mendalami ’shippaigaku’ ketika menulis buku tentang desain mesin, khususnya ketika membahas tentang kegagalan desain. Setelah itu Hatamura-Sensei dan beberapa muridnya mengumpulkan beberapa fenomena kegagalan atau kecelakaan yang terjadi di bidang Teknik. Dan juga beberapa hal penting yang dapat menjadi petunjuk untuk pembelajaran dan perbaikan di masa depan. Dari situ, beliau menyusunnya menjadi sebuah buku yang khusus membahas tentang ’shippaigaku’
Daftar isi
Belajar dari Sebuah Kegagalan
Hatamura-Sensei tertarik menjadikan ’shippaigaku’ sebagai bahan pembelajaran ketika mahasiswa kuliahnya kurang berminat mendengarkan penjelasan tentang bagaimana cara desain yang baik. Tetapi mereka sangat antusias ketika dijelaskan tentang contoh-contoh kegagalan dalam sebuah desain.
Setelah buku tentang ’shippaigaku’ ditulis, mulailah konsep ini diterima banyak kalangan, yang kemudian berlanjut dengan didirikannya Asosiasi Ilmu tentang Kegagalan atau ASF (Association for the Study of Failure) pada tahun 2002. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan database tentang kegagalan atau Failure Knowledge Database.
Meski awalnya dikhususkan untuk teknik mesin, ’shippaigaku’ diperluas wilayahnya ke bidang lainnya seperti teknik kimia, teknik nuklir, manajemen, dll.
Memahami Kegagalan Sebagai Sebuah Ilmu
Kegagalan selama ini selalu dianggap negatif, namun selalu ada manfaat dari sebuah kegagalan, sehingga ada pepatah “Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda” atau “Kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan”.
Kegagalan dapat dibagi menjadi dua, yang bermanfaat dan yang berbahaya. Kegagalan yang bermanfaat biasanya adalah kegagalan yang ringan atau tidak fatal. Namun kegagalan tersebut cukup membekas dalam ingatan. Sehingga kegagalan tersebut dapat menjadi pelajaran menghadapi berbagai masalah di masa depan.
Sedangkan, kegagalan yang berbahaya adalah kegagalan yang berat dan fatal bahkan menimbulkan kerugian nyawa dan biaya yang seharusnya bisa dicegah. Atau bisa juga merupakan kegagalan berulang-ulang karena kelalaian atau ketidakpedulian.
Pada intinya di setiap kegagalan ada pelajaran yang dapat diambil, namun kegagalan berulang-ulang bisa dihindari seandainya cepat melakukan evaluasi dan perbaikan dari kegagalan yang sebelumnya.
Dari kegagalan yang terjadi, tentu dapat diambil beberapa pelajaran. Pelajaran penting adalah mempelajari sebab terjadinya sebuah kegagalan tersebut. Kebanyakan orang langsung menganalisa hubungan ‘sebab-akibat’. Tetapi dalam kenyataannya, tidak semudah itu. Adakalanya ketika awal kegagalan terjadi, seseorang belum mengetahui benar apa inti sebabnya, karena itu dia melakukan suatu tindakan atau aksi yang justru mempercepat terjadinya hasil alias kegagalan tersebut. Sehingga ada skenario ‘sebab-aksi-hasil’ dari sebuah fenomena kegagalan.
Jangan lupa untuk lebih mendalami ilmu kegagalan ini diartikel selanjutnya yang berjudul Sepuluh Penyebab Kegagalan – Shippaigaku Part 2. Di sana kita akan belajar lebih jauh tentang sepuluh sebab kegagalan.
Program Pelatihan Akeyodia
Silakan hubungi kami di telepon/WA ke nomor 08112652244 /08112652210, jika Anda tertarik mengadakan Training untuk Perusahaan/Instansi/Sekolah, Pelatihan untuk Masa Persiapan Pensiun, Seminar motivasi, 1 on 1 life coaching, 1 on 1 business coaching, dan konsultasi pribadi. Kami juga menyediakan jasa pelatihan secara online, konsultasi online dan seminar online.