Apakah Anda masih ingat ketika masih kecil: tumpukan balok bisa jadi bangunan menara tertinggi, atau sapu lantai menjadi pesawat dalam perjalanan ke bulan? Konyol tapi menyenangkan. Imajinasi anak-anak begitu bebas dan memberi kegembiraan yang belum tentu dirasakan orang dewasa.
Saat di sekolah pun, anak-anak keluar dari kelas untuk istirahat, tentu tidak akan menggerutu dan diam saja. Anak-anak berlari, melompat, dan berteriak. Selalu siap untuk bersenang-senang. Anak-anak spontan, imajinatif, dan berani melakukan hal berisiko, bahkan saat mereka belum tahu sebenarnya risiko itu apa.
Setelah waktu berlalu, sebagian dari kita ketika mulai tumbuh dewasa, entah bagaimana kita kehilangan naluri untuk bebas dan bahagia karena melihat kehidupan sebagai tuntutan demi tuntutan. Pada saatnya, orang dewasa memahami bahwa kebahagiaan bukanlah bagian penting dari kehidupan.
Daftar isi
Mengapa (Sebagian) Orang Kurang Bahagia?
Kita hidup di dunia yang terus-menerus memberi tahu kita apa yang harus dilakukan, bagaimana bertindak, apa yang akan terjadi. Sampai-sampai kadang lupa bahagia.
Kita juga hidup dalam budaya produktivitas, di mana ‘menyelesaikan sesuatu’ dan ‘aktualisasi diri’ bisa merenggut begitu banyak waktu dan ruang mental kita. Jika kita gagal menyelesaikan semua yang harus dilakukan, kita merasa tidak bahagia. Atau bahkan kita bekerja melulu tanpa menyisihkan waktu untuk bersenang-senang?
Mungkin ada yang salah dengan cara kita memandang kebahagiaan. Seolah-olah kita harus sukses dulu dalam suatu hal, baru kita merasakan bahagia. Mengapa harus menunggu sukses hanya untuk bahagia? Bukankah bahagia itu juga erat kaitannya dengan konsep rasa syukur. Berbahagialah sejak saat sedang berjuang, maupun ketika sudah mendapatkan sesuatu.
Sudahkah Kita Bekerja dengan Bahagia?
Apapun yang dikerjakan saat ini, kita bisa memilih bahagia dan bersyukur untuk saat ini. Kegembiraan membuat kita tampil lebih baik, dunia sekitar terlihat lebih cerah, orang-orang tampak lebih ramah, dan ketika kita kembali ke kesibukan, kita pun merasa rileks.
Apa yang membuat kita bisa menikmati pekerjaan? Ketika bisa merasa bahagia, merasa tertantang dan bisa mengembangkan diri tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.