08112652210 / 08112652244 info@akeyodia.com

Para praktisi Neuro-linguistic programming (NLP) menempatkan presuposisi menjadi sebuah sikap di dalam pemikiran dan juga perilakunya. Salah satu presuposisi adalah terkait, “The map is not the territory” atau jika diterjemahkan menjadi “peta bukanlah wilayah”. Mendengar kata tersebut tentu tidak semua orang memahami. Banyak yang akan kebingungan dan penasaran terhadap korelasi antara NLP dengan “PETA”. Pasti ada yang berfikir apakah NLP juga menekuni tentang geografis sehingga menggunakan peta di dalam mempelajarinya?

Realitas pada Manusia

The map is not the territory sendiri berasal dari seorang antropolog yang bernama Gregory Bateson. Peta atau map yang dimaksud disini adalah sebuah Realitas Internal (RI) yang mewakili “isi” kepala manusia. Sedangkan Territory atau wilayah ini adalah Realitas Eksternal (RE) yang mewakili segala peristiwa atau kejadian di luar kepala manusia.

Sehingga dapat di definisikan : “Apa yang terjadi di luar kepala kita tidaklah sama dengan apa yang terjadi di dalam kepala kita”.

Bagaimana maksudnya? Peristiwa yang terjadi di luar kepala kita bersifat netral dan menjadi memiliki makna dan juga nilai setelah memasuki Realitias Internal manusia. Itulah sebabnya satu informasi dapat memiliki banyak makna bila disampaikan ke beberapa orang.

The map is not the territory merupakan sikap dan juga landasan berpikir yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berkomunikasi dengan rekan kerja, teman, dan siapapun. Dan satu hal terakhir yang dapat kita pelajari bersama dalam presuposisi ini adalah dengan merubah peta kita maka dapat merubah realitas.

Memahami Lebih Jauh

Ada seseorang yang bercerita jika selama ini dia merasa seperti hidup sendiri, di saat banyak masalah semua orang terdekatnya justru malah menjauh.

Informasi di atas seolah-olah menyampaikan kepada kita bahwa seolah-olah dia hidup sendiri, punya masalah, dan semua orang tidak perduli.

Pertanyaannya sekarang adalah, “Apakah benar dia hidup sendiri?”, “Apakah benar semua orang menjauhinya?”.

Apakah cerita tadi adalah persepsinya yang sesuai dengan realita sesungguhnya atau malah cara menterjemahkan sebuah realita yang justru bukan sesungguhnya?

Dari paparan di atas, sudah jelaskah Anda tentang The map is not the territory?

Seharusnya sekarang Anda sudah mulai dapat mengenali perbedaannya.

Kesimpulan dari cerita tadi adalah, apa yang di katakannya hanyalah sebuah persepsi yang bukan realita sesungguhnya. Dalam mengelola informasi yang datang dari luar, seseorang dapat menterjemahkan di pikirannya dengan cara yang berbeda.

Keterbatasannya dalam memahami sebuah peristiwa membuat seseorang jadi mudah membuat sebuah kesimpulan yang tidak tepat, di generalisasi, dihilangkan dan dihapus dari peristiwa yang sesungguhnya.

Keterbatasan mengelola informasi inilah yang menyebabkan seseorang kemudian memilih menjadi berdaya atau bahkan tidak berdaya.

Jika di hubungkan pada cerita tadi, karena keterbatasannya tersebut dia menjadi tidak berdaya dalam  mengelola emosinya. Sehingga dia mengambil kesimpulan bahwa dia sendirian dalam menghadapi masalah.

Mengambil makna positif dari sebuah peristiwa adalah sebuah proses internal control yang memberdayakan diri Anda sendiri. Sementara mengambil sikap merasa sendiri, marah-marah, dan sibuk mencari-cari kesalahan, adalah sebuah internal control yang justru membat seseorang menjadi tidak berdaya.

Apa Program Akeyodia?

Silakan hubungi kami di telepon/WA ke nomor 08112652244 /08112652210, jika Anda tertarik mengadakan Training, 1 on 1 life coaching, 1 on 1 business coaching atau konsultasi pribadi.




VIDEO (VLOG) COACH EDWIN


Jangan lewatkan menonton video dari Coach Edwin tentang Life, Spiritual dan Bisnis untuk mendapatkan manfaatnya.


pelatihan pikiran bawah sadar

Program Kami

 

Jika Anda membutuhkan pembicara terkait motivasi, konsultasi berbagai masalah kehidupan / bisnis, Coach untuk menangani masalah yang Anda hadapi, silahkan konsultasikan kepada kami melalui whatsApp sekarang juga.



Apa Masalah Anda?




WhatsApp