08112652210 / 08112652244 info@akeyodia.com

Tentu Anda sudah tidak asing dengan istilah barcode. Hampir di semua kemasan produk yang dijual di toko dan swalayan selalu tercetak suatu garis-garis vertikal tebal dan tipis. Barcode biasanya tercetak di sudut kemasan produk. Selain berguna untuk mengidentifikasi jenis produk, barcode juga dapat dijadikan sarana untuk mengawasi inventaris dan ketersediaan stok produk. Sebenarnya, apa barcode itu

 

Awal Mula Barcode

Barcode diperkenalkan pada tahun 1932, ketika Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang untuk usaha retail. Kemudian pada bulan Oktober tahun 1949, Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan dari Drexel Institute Technology berhasil membuat prototipe barcode. Saat itu prototipe barcode digunakan untuk sistem pembacaan informasi produk secara otomatis ketika proses checkout produk. Dan selanjutnya pada tahun 1970, barcode digunakan secara komersial ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIS). Sedangkan perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan barcode yang digunakan untuk perdagangan retail bernama Monarch Marking.

Hampir semua pelaku industri menggunakan barcode berbentuk persegi, terdiri dari garis tebal dan tipis, berwarna hitam-putih, serta terdapat susunan angka di bawahnya. Barcode jenis ini disebut barcode 1D (dimensi). Tetapi saat ini muncul barcode 2D yang berbentuk kotak, hitam putih, serta dengan motif pixel random. Barcode 2D ditampilkan dalam bentuk QR Code, Aztec Code, dan lain sebagainya.

 

Cara Membaca Barcode

Barcode 1D dan Barcode 2D tentu memiliki cara pembacaan yang berbeda. Pada barcode 1D, garis paling tipis berarti angka 1 dan paling tebal adalah angka 4. EAN-13 merupakan standar barcode retail untuk negara Eropa dan seluruh dunia, tetapi kecuali Amerika serta Kanada. EAN-13 adalah singkatan dari European Article Number, dan 13 artinya menggunakan 13 digit angka.

-. Pada 3 digit pertama: kode negara atau negara di mana pabrik manufaktur terdaftar

-. Pada 5 digit selanjutnya: kode yang diberikan dari wewenang penomoran EAN (manufacturer code) kepada pihak produsen (manufacturer)

-. Pada 5 digit setelahnya: kode yang diberikan oleh produsen barang (manufacturer) untuk merepresentasikan produk yang spesifik (product code).

Sedangkan untuk QR Code, bisa dibaca melalui titik-titik matriksnya.

Sudah ada organisasi GS1 Indonesia yang membangun standarisasi barcode secara internasional. Ketika data produk dan barcode sudah masuk GS1 Indonesia, maka produk Anda sudah masuk database internasional. Artinya produk Anda akan lebih mudah untuk dilacak mulai dari perjalanan hingga distribusinya oleh negara mana pun.

 

Kemasan Barcode yang Diterima Pasar Retail

Barcode yang diterima pengelola pasar retail adalah yang telah terdaftar di GS1 Indonesia. GS1 Indonesia adalah perusahaan penyedia jasa pembuatan Barcode skala internasional di Indonesia. Dengan sistem pengkodean yang seragam, maka pengelolaan inventori produk akan lebih mudah. Sehingga setiap nomor barcode yang resmi terdaftar di GS1 Indonesia memiliki kode unik dan tidak ada yang menyamai di seluruh dunia.

Dengan sistem yang dapat terbaca hingga ke 100 negara di dunia, tentu Anda akan lebih mudah masuk ke industri ekspor. Apabila para pelaku UMKM dan UKM ingin mendapatkan barcode universal, maka bisa langsung mendaftar ke GS1 Indonesia.

 

Adakah Barcode Khusus?

Tentang ekspor, biasanya setiap kategori produk ada ketentuan tersendiri. Ketika produk Anda menggunakan kemasan, maka tidak perlu membuat barcode baru. Jadi menggunakan barcode yang sudah didaftarkan di GS1 Indonesia sudah cukup. Tetapi ketika produknya bukan dalam kemasan dan menggunakan kontainer, maka Anda perlu mendaftarkan SSC Code (Serial Shipping Container Code).

Namun saat ini banyak UKM dan UMKM yang membuat barcode sendiri. Tetapi bagaimana jika UKM dan UMKM ingin mengekspor produknya?

Ketika penjualan masih skala kecil atau door to door, tentu tidak masalah. Namun, saat produk sudah dikirimkan ke level yang lebih tinggi, tentu harus melewati perizinan distribusi dan masuk retail. Ketika produk Anda tidak memiliki barcode resmi, maka produk tidak bisa masuk ke negeri asing. Karena ada standar-standar barcode yang harus Anda penuhi.

Ketika Anda ingin produk Anda diterima lebih luas atau bahkan untuk jangkauan ekspor, tentunya Anda harus selangkah lebih maju dengan mengadopsi sistem identifikasi produk global.

Hubungi Akeyodia di 08112652244 / 08112652210 untuk informasi pelatihan UKM dan UMKM.

Simak juga pembelajaran: TREND USAHA KEKINIAN! HARUSKAH KITA MENIRU? – VLOG 39




VIDEO (VLOG) COACH EDWIN


Jangan lewatkan menonton video dari Coach Edwin tentang Life, Spiritual dan Bisnis untuk mendapatkan manfaatnya.


pelatihan pikiran bawah sadar

Program Kami

 

Jika Anda membutuhkan pembicara terkait motivasi, konsultasi berbagai masalah kehidupan / bisnis, Coach untuk menangani masalah yang Anda hadapi, silahkan konsultasikan kepada kami melalui whatsApp sekarang juga.



Apa Masalah Anda?




WhatsApp