Apakah Anda pernah menemukan produk-produk dengan fungsi yang sama namun harganya jauh berbeda? Sebut saja misalnya smartphone yang fitur dan fungsinya hampir sama, tapi harganya yang satu lebih mahal. Tidak hanya produk elektronik, ini juga terjadi pada bisnis kuliner. Yang ini agak unik. Menurut Anda lebih enak mana antara makan di restoran hotel atau warung tenda di pinggir jalan? Soal harga tak usah ditanyakan lagi.
“Oh, tentu itu tergantung makannya bersama siapa, kalau pernah makan di pinggir jalan bersama dengan orang yang spesial tentu rasanya jadi spesial juga,” mungkin akan ada yang terpikirkan jawaban itu. Boleh-boleh saja. Tapi tentu saja kita tidak sedang mengulik tentang kenangan pribadi Anda. Ini soal harga sebuah produk dan apakah harga yang lebih mahal itu sudah pasti menentukan kualitasnya.
Kalau kita bicara soal makanan, tidak jarang menu makanan yang lebih mahal itu ternyata rasanya biasa saja dan tidak lebih enak daripada yang harganya standar. Coba Anda cek di hotel atau mall. Apakah Anda pernah menemukan menu-menu dengan nama seperti ini: mix vegetable with peanut sauce, braised chicken in coconut milk, fried fermented soybean cakes, iced java black tea with refined sugar? Apakah deretan nama itu terdengar seperti menu-menu internasional yang terasa pantas untuk disajikan bersama dengan table manner yang elegan?
Bagaimana kalau ternyata Anda malah tercengang melihat wujud asli dari menu-menu internasional itu. Memang nama-nama menu di atas adalah terdengar keren dan layak untuk diberi harga mahal. Padahal sebenarnya itu tak lain adalah gado-gado, opor, tempe goreng dan es teh manis. Sama sekali bukan makanan internasional.
Apa yang membuat menu-menu tersebut jadi mahal?
Pertanyaannya adalah: apakah dengan nama standar gado-gado, opor, tempe goreng dan es teh itu, penjualnya pantas mematok harga mahal? Saya pernah membandingkan ini. Contohnya adalah es teh manis 2.000 rupiah, sedangkan iced java black tea with refined sugar 12.000.
Untuk gado-gado biasa, harga 10.000 masih wajar. Tapi mix vegetable with peanut sauce? Bisa lebih dari 30.000. Apa artinya selisih harga itu? Memang soal bentuk dan rasa bisa jadi sama saja, tapi yang membedakan adalah bagaimana pelayanannya. Baiklah, kita coba bahas hal yang membuat harga tersebut masuk akal.
Kenapa 2 menu makanan atau minuman yang sama kemudian bisa jauh berbeda harganya? Yang pertama adalah perbeda nama, yang berarti perbedaan level kreativitas di pembuatnya. Berikutnya adalah soal pelayanan. Kenapa yang satu bisa lebih mahal dari yang lain? Itu karena customer yang membeli makanan lebih mahal itu mendapat pelayanan yang jauh lebih baik dan berkesan.
Mereka disambut, disapa, dibukakan pintu, dibantu memilih tempat duduk yang nyaman, presentasi makanannya menggugah selera, tersedia toilet yang bersih dan nyaman. Bahkan, ketika akan pulang pun sampai dibukakan pintu lagi oleh pelayan yang tidak pelit senyum. Nah, ternyata itu semua tidak gratis. Jadi, alasannya bukan karena rasa makanannya saja, melainkan pengalaman yang didapatkan di dalamnya.