Coaching bisa sangat bermanfaat bagi individu dan organisasi, tetapi Anda tidak bekerja dengan tujuan menuntun klien / orang yang dilatih (coachee) untuk mencapai hasil, melainkan hanya mengarahkan. Sebagaimana merawat kuda, Anda hanya bisa menuntun kuda itu ke air, Anda tidak bisa membuatnya minum.
Agar coaching berhasil, maka seorang coach, peserta, dan organisasi perlu memahami apa yang dapat dilakukan dalam coaching dan apa yang tidak dapat dilakukan. Seorang coach tidak dapat ‘memperbaiki’ keadaan seorang klien yang pasif. Sebaliknya, seorang coach bertindak sebagai pemandu dan katalisator untuk perubahan motivasi diri individu. Apa itu katalisator? Yang mempercepat perubahan tapi tidak ikut berubah.
Daftar isi
Seorang Coach dapat Memberi Seseorang ‘Alat yang diperlukan’
Seorang coach dapat memberi tantangan, menginformasikan, dan memberi nasihat, tetapi terserah individu untuk bekerja keras dan memanfaatkan sumber daya tersebut. Seorang coach dapat memberi seseorang ‘alat yang diperlukan’, tetapi individu tersebutlah yang harus memilih untuk menggunakannya.
Oleh karena itu, jika peserta atau coachee-nya tidak aktif, maka bahkan coach terbaik dengan program terbaik pun tidak akan berhasil. Itu bukan berarti mengatakan bahwa coach dan program yang diterapkan tidak menghasilkan perbedaan berarti.
Maksudnya adalah bahwa orang yang dibimbing memegang ‘hak tertinggi’ apakah pelatihan tersebut akan berhasil atau tidak. Ada beberapa karakter penting dari coach yang memungkinkan sebuah pelatihan lebih mungkin untuk berhasil. Begitu juga ada beberapa karakteristik dari coachee. Ini bisa membantu para manajer, pemimpin, dan profesional SDM untuk tahu apa yang harus dicari dalam coaching. Agar coaching bisa berhasil, maka sikap-sikap ini perlu dimiliki seorang coachee.
Ada Ketertarikan dan Siap Termotivasi
Sejauh ini, yang paling penting, seorang yang akan mengikuti pelatihan harus secara aktif tertarik untuk dilatih. Atau setidaknya berminat dalam hal pengembangan diri. Jika peserta pelatihan tidak menerima dan terlibat dalam proses itu, bagaimana mungkin ada harapan untuk berhasil?
Kesediaan untuk Berubah
Inti dari coaching adalah membantu seseorang untuk berubah menjadi lebih baik. Sementara itu, aktivitas perbaikan diri terdengar menarik bagi kebanyakan orang. Meski sebenarnya, perubahan tidak nyaman bagi banyak orang. Seorang peserta coaching harus siap untuk berubah dan memang ingin berubah.
Keterbukaan
Seorang peserta pelatihan harus terbuka pada sejumlah tingkatan. Ia harus terbuka terhadap berbagai perspektif dan gagasan baru. Jika tidak, semua input pelatih hanya akan masuk di telinga, lalu terlupakan. Peserta pelatihan juga harus bersedia terbuka dengan coach. Karena coaching berfokus pada peningkatan diri, oleh karena itu, individu harus mau terbuka untuk melihat kekuatan dan kelemahannya.