08112652210 / 08112652244 info@akeyodia.com

Ketika kita mencari tahu tentang ‘bagaimana cara berkomunikasi yang baik’, barangkali kita langsung terpikir ke beberapa hal. Ini berlaku untuk komunikasi personal maupun komunikasi bisnis. Adalah benar bahwa setiap orang memiliki akal, memiliki perasaan, mempunyai daftar kebutuhan dan keinginan, tertarik untuk membuka peluang baru, kadang tawar-menawar tentang bisnis tertentu, dan yang pasti menghadapi masalah yang untuk menyelesaikannya kita perlu komunikasi dengan orang lain.

 

Negosiasi sebagai Bentuk Komunikasi Bisnis

Contoh komunikasi bisnis tidak lepas dari negosiasi. Ada sejumlah pengertian negosiasi. Banyak tokoh yang menjelaskan menurut versinya masing-masing. Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ‘negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima, guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok organisasi) dengan pihak lain.’

Sementara itu, menurut marketing expert Philip Kottler, negosiasi melibatkan dua belah pihak (atau lebih) yang mempunyai perbedaan kepentingan dalam suatu masalah, pihak-pihak tersebut bergabung bersama untuk sementara waktu dalam suatu hubungan khusus yang sifatnya sukarela, kegiatan tersebut menyangkut pembagian atau pertukaran satu sumber daya atau lebih, meliputi presentasi usulan atau permintaan dari suatu pihak, yang akan dievaluasi oleh pihak lainnya, kemudian pihak lainnya memberikan usulan balasan, sehingga pada akhirnya tercapai kesepakatan bersama.

 

Bukan definisinya yang penting, tapi…

Sebenarnya bukan definisinya yang penting, tapi lebih ke bagaimana memahaminya untuk kita terapkan. Intinya, negosiasi dilakukan karena kepentingan yang berbeda, melibatkan minimal dua pihak, ada proses tukar menukar (bargain) sesuatu, dan bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama.      

Saat berinteraksi dengan orang, pasti ada kesan pertama yang memberi informasi seperti apa pembawaan atau cara komunikasi orang ini. ini penting untuk bisa menyamakan frekuensi pemikiran. Bukan mendramatisir, tapi setiap orang seperti memiliki benteng pertahanan yang ‘tidak sembarangan ditembus’. Untuk bisa menembusnya, kita pahami situasi dirinya, bagaimana moodnya. Bagaimanapun negosiator bukanlah robot, melainkan manusia yang memiliki logika dan perasaan.  

Dalam proses yang terus bergulir, tentu mudah didapati pertentangan, pilihan untuk untuk mencapai kesepakatan, dan konflik kepentingan. Lebih tepatnya, kesepakatan yang membuat semua pihak yang terlibat negosiasi mendapat solusi yang sama-sama untung (win-win solution). Atau dengan kata lain agar hasilnya tidak membuat salah satu pihak merasa merugi.

 

Faktor X itu adalah kesabaran

Sebelum memutuskan kapan untuk bernegosiasi dengan orang lain atau kapan untuk membuat penawaran berikutnya. Mulai sekarang, katakan pada diri Anda, “Sudahkah saya memilih waktu yang tepat?” Mengingat bahwa hal-hal penting memerlukan waktu yang tepat. Poinnya adalah kesabaran.

Khususnya untuk komunikasi bisnis, seperti negosiasi dengan klien, itu memang tidak selalu mudah, kecuali ada faktor X. Sekali lagi, Faktor X itu adalah kesabaran di dunia yang serba cepat saat ini. Dengan kesabaran, kita bisa memberikan informasi lebih lanjut, menurunkan ekspektasi pihak lain, membuat penilaian realistis, dapat mengubah dominasi orang yang terlibat dalam negosiasi.




VIDEO (VLOG) COACH EDWIN


Jangan lewatkan menonton video dari Coach Edwin tentang Life, Spiritual dan Bisnis untuk mendapatkan manfaatnya.


pelatihan pikiran bawah sadar

Program Kami

 

Jika Anda membutuhkan pembicara terkait motivasi, konsultasi berbagai masalah kehidupan / bisnis, Coach untuk menangani masalah yang Anda hadapi, silahkan konsultasikan kepada kami melalui whatsApp sekarang juga.



Apa Masalah Anda?




WhatsApp