Bukan hal baru lagi kalau generasi millenial tidur dengan ponsel mereka. Bukan soal tidurnya, tapi lebih ke gaya kerja generasi millenial. Itu karena teknologi sepenuhnya terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari.
Berbeda dengan generasi pendahulunya, millenial tidak terpisahkan dengan kehidupan digital. Generasi sebelumnya masih memposisikan teknologi sebagai sesuatu yang tidak wajib di dalam rutinitas mereka. Mereka melihat teknologi sebagai sekadar alternatif untuk meningkatkan efisiensi.
Di banyak perusahaan, beberapa halnya tampak kuno bagi generasi millenial. Perusahaan lintas bidang mulai menyadari bahwa mereka perlu mengisi kekosongan dengan tenaga kerja yang gesit. Generasi millenial umumnya ingin menjelajahi tools baru atau bereksperimen dengan berbagai cara dalam melakukan tugas standar, secara proaktif mencari software, aplikasi, dan aktivitas harian yang mendukung mentalitas “work hard, play harder”.
Mungkin saja orang tuanya bercita-cita untuk melihat anaknya berada di kantor yang mapan dan stabil. Tapi tidak sedikit millenial yang memilih gaya kerja fleksibel dan lebih lincah, ketika harus menyelesaikan beberapa hal dengan kreativitas.
Seperti dilansir Deloitte, “Lingkungan pasar saat ini mengutamakan kecepatan, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memimpin dalam situasi yang tidak pasti.” Temuan ini menggambarkan karakteristik dari banyak generasi millenial. Generasi yang berpendidikan tinggi ini memiliki kepercayaan diri, banyak energi dan mereka melakukan banyak tugas secara efisien.
Daftar isi
Mereka Fleksibel dan Berani Mengambil Risiko
Teknologi dan kekuatan ekonomi akan secara konstan menggusur yang tidak siap untuk beradaptasi. Sebaliknya, generasi Millenial terbiasa beradaptasi dengan perubahan keadaan. Generasi tersebut telah tumbuh dengan teknologi yang terus-menerus mengubah dunia dan mereka terbiasa dengan perubahan yang bergerak cepat. Mereka cenderung bekerja dengan lebih pintar, tidak menunggu untuk diberitahu apa yang harus dilakukan.
Meskipun generasi millenial dicap sebagai orang yang malas, mereka tidak takut mengambil risiko. Banyak millennial yang memiliki kesibukan sampingan selain rutinitas. Kesibukan sampingan ini bisa memakan waktu berjam-jam dalam sehari. Dengan demikian, mereka berusaha menyeimbangkan waktu mereka. Dengan begitu, mereka akan terbiasa melatih skill diri yang sangat dibutuhkan, bukan hanya di dalam karir, tapi juga untuk kehidupan pribadi.
Produktivitas yang Tidak Terpisahkan dengan Kebahagiaan
Di saat sebagian orang resah menghadapi pasar kerja yang fluktuatif, mereka berani berwirausaha. Mereka menginginkan fleksibilitas. Banyak generasi milenial bercita-cita untuk memiliki perusahaan sendiri atau membangun bisnis mereka sendiri. Mereka tidak mengharapkan perusahaan untuk selamanya ‘merawat’ mereka. Mereka tidak berharap untuk bekerja di perusahaan yang sama selama 30, 20 atau bahkan 10 tahun.
Ketika sampai pada produktivitas, kita sering fokus pada berapa lama sesuatu untuk diselesaikan; sebagai lawan dari apa yang sebenarnya kita capai dalam sehari. Orang-orang cenderung berbuat lebih baik pada hal-hal yang mereka hargai dan membuat mereka lebih produktif. Sebuah survei dari Microsoft menemukan bahwa 93 persen dari responden generasi millenial percaya bahwa produktivitas adalah kunci menuju kebahagiaan.