Pertanyaan penting untuk memulai adalah: apa yang sebenarnya ingin Anda lakukan? Meskipun hal ini dapat berubah seiring waktu, pastikan Anda memiliki titik awal. Sekarang, katakanlah Anda merasa siap membuka bisnis Anda sendiri. Apa pun yang ingin Anda lakukan, ada keterampilan bisnis utama yang harus dipelajari, dikembangkan, dan dipahami semua orang dalam tim Anda.
Dengan semakin banyaknya perguruan tinggi yang menerapkan program kewirausahaan dan bisnis, ini dapat membantu, tetapi ingatlah bahwa ini bukanlah segalanya. Kenyataannya, sangat sedikit pengusaha sukses yang langsung terjun memulai usaha sukses mereka sendiri tanpa mengawali dengan beberapa jenis pengalaman dunia nyata, dengan bekerja untuk orang lain terlebih dahulu.
Daftar isi
Belajarlah di Kehidupan Nyata
Akhirnya, jika Anda sedikit terlambat dalam hidup Anda dan ingin melakukan lompatan, percobaan dan kesalahan sebenarnya bisa menjadi pilihan terbaik Anda. Belajarlah di kehidupan nyata dengan bekerja di bisnis orang lain di industri yang Anda minati dan kemudian, jika itu masih menjadi keinginan Anda, jangan berhenti belajar. Raih ilmu di kehidupan nyata itu.
Jadi, haruskah Anda meraih gelar pendidikan tinggi?
Tidak ada jawaban yang sempurna untuk semua orang, tetapi jika Anda menyadari betul tentang siapa Anda dan apa yang Anda inginkan, informasi di atas dapat membantu Anda membuat keputusan tentang jenis pembelajaran yang tepat untuk Anda, dan juga bisnis di masa depan Anda.
Meski Tidak Bergelar, Bukan Berarti Malas
Terlepas dari konsep kesuksesan yang diyakini masyarakat kita, ada satu hal yang perlu disadari bersama. Pengusaha yang tidak bergelar pendidikan tinggi bukan berarti malas, tapi justru tahu apa yang diinginkan dalam hidupnya. Sebagaimana kita semua yang mestinya adalah manusia pembelajar yang belajar dari semua hal, tidak dibatasi institusi tertentu.
Mereka belajar bahkan dari tempat-tempat yang kebanyakan orang tidak membayangkannya. Mereka belajar dari setiap hal yang dialami, seperti belajar dari anak buahnya, dari kompetitornya, dari persoalan yang dihadapinya. Mereka adalah sosok pembelajar, kita pun bisa seperti itu. Yang jelas, tekanan kehidupan yang membuat mereka berkembang. Mereka tetaplah menyukai tujuan dari pendidikan, tapi bukan institusinya.