Apakah Anda suka yang gratis? Entah itu dalam bentuk traktiran teman, jalan-jalan gratis, hadiah atau bonus belanja, sampai program konsultasi gratis. Apapun itu, yang gratis memang menggiurkan bagi sebagian orang. Meski demikian, sebagian yang lain sudah mulai mengubah mindsetnya terkait mental gratisan. Bahwa kebiasaan meminta gratis itu akan menjadikan hidup susah berkembang.
Tapi, baiknya kita jujur saja dan tidak perlu terlalu serius di sini. Alasan orang menyukai gratisan sebenarnya adalah soal prinsip ekonomi yang terkenal itu: usaha untuk mencari keuntungan semaksimal mungkin dengan pengorbanan yang seminimal mungkin. Bagaimana pendapat Anda?
Adakah sesuatu yang benar-benar gratis di alam semesta ini? Di balik sesuatu yang gratis hari ini, sebenarnya ada sesuatu yang diambil dari kehidupan kita di hari lain. Sementara itu, apa yang kita keluarkan juga akan sebanding dengan yang kita dapatkan.
Mental gratisan memang bukan pilihan terbaik untuk dipelihara. Tapi apa jadinya kalau kecenderungan orang suka gratisan itu justru bisa menjadi inspirasi untuk membuat model bisnis dan strategi marketing yang efektif? Kenyataannya, kata ‘FREE’ atau ‘GRATIS’ masih terlihat menarik dan menggerakkan banyak orang untuk mengambil keuntungan darinya.
Bukan Hanya Strategi Pemasaran, Tapi Model Bisnis
Pada produk mainstream yang dibutuhkan sehari-hari, kita sering melihat penjual memberi kesempatan mencoba gratis (free trial) atau try before you buy. Dengan cara tersebut, calon pelanggan bisa mengetahui apa yang mereka butuhkan pada sebuah produk. Tidak buru-buru mengambil keuntungan, tapi cara ini mampu menciptakan buyer journey dan pengalaman positif yang membuat orang mempertimbangkan untuk menjadi pelanggan.
Jika selama ini kita mendengar istilah take and give demi hidup yang seimbang, kali ini ada sedikit yang perlu kita ubah. Bukan hanya ‘take and give’ atau ‘give and take’, tapi giving before taking. Jika pada umumnya orang menuntut untuk mendapat manfaat lebih dulu, kali ini kita akan memberi lebih banyak. Oleh karena itu sangat penting bagi penjual saat menawarkan produk atau layan untuk memberikan core values (nilai-nilai inti) yang disenangi calon pelanggan.
Lalu kita dihadapkan pada pertanyaan: Apa syarat produk bisa ditawarkan dengan coba gratis? Bagaimana bisa memastikan bahwa kita telah menyediakan porsi free yang pas (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit)? Bagaimana menghitung biaya yang dikeluarkan untuk memberi layanan free, agar tetap bisa untung? Jika kita jabarkan secara detail akan sangat panjang.
Jika Anda sudah banyak bergerak di bisnis online khususnya industri produk digital yang memiliki marginal cost-nya relatif rendah, maka cenderung mudah saja untuk menyediakan layanan free (gratis) kepada sebanyak mungkin orang untuk mengubah mereka menjadi pelanggan.
Mulai dari jasa mentor online, konsultasi bisnis, menjual e-book, template blog, hingga aplikasi yang bermanfaat. Pada intinya dalam menjual apapun, kita perlu strategi marketing yang efektif untuk menjangkau pelanggan yang tepat.