Dalam setiap interaksi keseharian maupun interaksi bisnis, ada kalanya Anda berhadapan dengan orang playing victim. Apa maksudnya? Orang playing victim adalah orang yang selalu memosisikan dirinya sebagai korban atau pihak yang tersakiti atau pihak yang paling tertindas walaupun dia adalah orang yang salah. Jika Anda salah mengatur emosi, sudah pasti akan kesal berinteraksi dengan orang playing victim ini. Sebab kemampuan mereka dalam memutarbalikkan keadaan sungguh luar biasa.
Kebiasaan orang playing victim tidak muncul secara tiba-tiba. Ada banyak kondisi yang menjadi latar belakang perilaku playing victim, diantaranya:
#1. Trauma
Sikap orang playing victim bisa saja muncul sebagai metode mempertahankan diri dari traumanya. Sakit secara emosional tersebut berpotensi mengganggu rasa kontrol. Oleh sebab itu, mereka selalu merasa menjadi orang yang lemah dan tidak berdaya.
#2. Terkhianati
Sikap orang playing victim bisa juga muncul karena adanya pengkhianatan terhadap kepercayaan. Disini yang dimaksud adalah pengkhianatan yang berulang, sehingga menyulitkannya untuk mempercayai siapapun. Jadi dalam pikirannya tertanam dari pada ditipu lagi, sekalian saja menjebak orang lain dalam suatu kondisi yang sama.
#3. Kepribadian Narsistik dan Manipulasi
Seseorang yang berperan sebagai korban akan senang menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka lakukan. Mereka memang gemar membuat orang lain merasa bersalah. Bahkan ada juga yang berusaha memanipulasi orang lain demi mendapat perhatian dan simpati.
#4. Suka Menghancurkan Diri
Orang playing victim cenderung keras dan memiliki kebiasaan untuk menghancurkan diri sendiri. Dia terbiasa membicarakan hal-hal negatif dan membuat dirinya semakin rendah.
#5. Memiliki Dendam
Sikap orang playing victim juga sebagai cara melindungi diri sendiri. Karena dia berpikir bahwa dia tidak pantas dikalahkan oleh orang lain. Sehingga ada rasa iri jika ada yang lebih sukses darinya. Iri tersebut kemudian berkembang menjadi dendam. Sedangkan dendam adalah tindakan menyakiti orang lain karena adanya perasaan sakit hati. Suatu ketika dia akan mengeksploitasi kesalahan orang lain dan merusak nama baik orang tersebut dengan cara playing victim.
Daftar isi
Suka Berkata Hal Negatif
Orang playing victim cenderung suka membicarakan hal negatif tentang dirinya. Dia hidup dengan mentalitas korban. Contoh kalimat yang sering diucapkan untuk memicu simpati orang misalnya:
“Usia saya sudah tua, kenapa saya jadi begini? Saya kemarin sampai menangis di tengah mall”
“Segala sesuatu yang buruk terjadi pada saya yang sudah ibu-ibu berusia 50 tahun”
“Saya tidak dapat berbuat apa-apa, jadi mengapa harus berusaha?”
“Saya memang pantas kalau merugi, karena saya memang orang biasa, usaha saya UMKM kecil.”
“Tidak ada yang peduli terhadap saya. Saya ingin menangis terus rasanya”
dll
Kalimat-kalimat di atas akan menjadi monolog mereka. Lama kelamaan, self-talk negatif tersebut akan merusak diri dan membuatnya sulit untuk bangkit menghadapi tantangan.
Bagaimana Cara Menghadapinya?
Memang tidak ada partner bisnis ataupun pertemanan yang sempurna. Namun, jika Anda sudah dijadikan target oleh orang playing victim, Anda sebaiknya segera menjaga jarak. Bisa saja suatu ketika dia menjebak Anda. Apa harus memusuhinya? Tidak! Anda hanya perlu mengontrol kedekatan saja.
Untuk menghadapi orang playing victim Anda dapat:
#1. Menjelaskan
Orang playing victim terkadang tidak merasa dirinya melakukan playing victim. Memang tidak langsung berhasil mengubah tingkah lakunya, namun Anda perlu menunjukkan langsung sikap-sikap playing victim-nya yang mengganggu Anda. Contohnya, jelaskan bahwa Anda terganggu dengan kebiasaan mengeluh dan menyalahkan orang lain, merasa tidak berdaya mengatasi masalah, merasa tidak bisa mengubah keadaan, dan lain-lain.
#2. Memberi Solusi
Cerita dari orang playing victim terkadang turut mengganggu Anda. Daripada Anda terganggu dengan keluhannya, cobalah memberikan alternatif solusi. Orang playing victim memang tidak mudah menerima solusi, sebab mereka lebih suka mengungkapkan masalahnya daripada menyelesaikannya. Tetapi tidak ada salahnya Anda mencoba memberikan solusi praktis dan mudah dilakukan.
#3. Jaga Jarak
Jika Anda bergaul dan terlalu dekat dengan orang playing victim, maka akan berdampak pada pikiran dan mentalitas Anda. Seringkali orang playing victim mendramatisir situasi untuk memberi validasi bahwa yang terjadi pada dirinya memang mengkhawatirkan. Jadi Anda tidak perlu mengikuti drama yang dia buat. Ketika dia mengeluh, Anda cukup merespons datar misalnya, “Semoga segera baik-baik saja”. Setelah itu, tinggalkan dan fokuslah kepada aktivitas Anda.
#4. Tidak Perlu Berdebat
Jika Anda mendebat pendapat orang playing victim dengan logika, hanya akan sia-sia saja. Ingatlah bahwa yang Anda hadapi adalah orang yang mentalnya sedikit kurang sehat. Anda cukup membuat dia merasa bahwa Anda juga mengerti perasaannya. Anda dapat mengulang apa yang dia sampaikan, contoh, “Oh begitu ya, kamu merasa hal tersebut tidak adil ya?”.
Tentu Anda pernah menghadapi orang playing victim atau orang yang gemar memosisikan diri sebagai korban. Anda perlu bersikap tenang dan tetap tegas saat menghadapinya. Karena ketika Anda bersikap keras, dia akan semakin merasa menjadi korban dan menguatkan alasannya bahwa situasi buruk terjadi karena kesalahan orang lain.
Program Pelatihan Akeyodia
Hubungi kami ke nomor 08112652244 /08112652210, jika Anda tertarik mengadakan Training, 1 on 1 life coaching, 1 on 1 business coaching, dan konsultasi pribadi.
Simak video : PAHAMI DAN CINTAI DIRI SENDIRI AGAR HIDUP ANDA SUKSES!” – Eps 19