Diabetes menjadi salah satu penyakit yang perlu kita waspadai. Di tengah gencarnya berbagai informasi tentang gaya hidup sehat yang mengurangi risiko diabetes, jumlah orang diabetes di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia masih cenderung tinggi.
Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak Setelah China, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Meksiko. Tentu peringkat ini bukan prestasi yang layak dibanggakan.
Diabetes terjadi ketika pankreas tidak lagi mampu membuat insulin, atau ketika tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin yang dihasilkannya dengan baik. Tidak mampu memproduksi insulin atau menggunakannya secara efektif menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah (dikenal sebagai hiperglikemia). Dalam jangka panjang kadar glukosa tinggi dikaitkan dengan kerusakan tubuh dan kegagalan berbagai organ dan jaringan.
Gaya hidup yang dijalani sehari-hari ikut berpengaruh pada risiko diabetes, khususnya tentang pola makan yang seolah tidak lepas dari gula. Terlalu banyak konsumsi gula akan berisiko kelebihan berat badan atau obesitas, yang pada akhirnya meningkatkan peluang terkena diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 kebanyakan menyerang orang-orang yang dikategorikan kelebihan berat badan (overweight).
Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak memproduksi cukup insulin, atau menolak insulin. Gejalanya berupa rasa haus meningkat, sering buang air kecil, cepat lapar dan lelah, dan penglihatan kabur. Pada beberapa kasus, tidak ada gejala. Kenyataannya, setengah dari penderita diabetes tipe 2 tidak menyadari kondisinya.
Daftar isi
Apa yang kita ketahui tentang diabetes?
Masalah utama penyakit diabetes di Indonesia adalah faktor keterlambatan diagnosis. Pasien umumnya terdiagnosis setelah diabetes sudah menimbulkan komplikasi. Masalah lainnya adalah karena rendahnya pengetahuan kesehatan (health illiteracy) dan kepedulian masyarakat terkait masalah diabetes. Padahal sumber informasi terpercaya sebenarnya sudah ada, tinggal mengedukasi masyarakat sebagai bagian dari pelayanan kesehatan terhadap pasien diabetes di Indonesia.
Demi meningkatkan kesadaran tentang penyakit diabetes, setiap tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day). Tujuan peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko diabetes yang diprakarsai oleh International Diabetes Federation (IDF) dan World Health Organisation (WHO). International Diabetes Federation (IDF) adalah organisasi yang memayungi dari lebih dari 230 asosiasi diabetes nasional di lebih dari 160 negara. Tema untuk Hari Diabetes Sedunia tahun 2019 adalah Family and Diabetes.
Mengapa tanggal 14 November menjadi Hari Diabetes Sedunia? Dasarnya adalah tanggal lahir seseorang yang telah berjasa menemukan manfaat insulin bagi tubuh. Dia adalah Frederick Banting. Bersama temannya, Charlest Best dia menemukan teknologi insulin pada tahun 1922.
Perlunya edukasi dan kesadaran
Jika tidak diobati atau tidak ditangani dengan tepat, diabetes dapat menyebabkan komplikasi yang mengganggu banyak hal dalam hidup. Ini termasuk kebutaan, amputasi, gagal ginjal, serangan jantung dan stroke. IDF meningkatkan kesadaran akan dampak diabetes pada keluarga dan kerabat yang terkena dampak, mengedukasi peran keluarga dalam perawatan dan pencegahan diabetes.
Keluarga sangat perlu untuk mempelajari lebih lanjut tentang gejala diabetes dan mengetahui risiko diabetes tipe 2. Penelitian yang dilakukan oleh IDF pada tahun 2018 menemukan bahwa kita perlu edukasi dan kesadaran untuk membantu orang menemukan tanda-tanda diabetes sejak dini.
Terkadang penyakit bukan hanya muncul karena faktor pola makan saja tetapi ada juga penyakit yang disebabkan karena faktor pikiran bawah sadar. Apa yang harus kita lakukan? Sebelum terlambat, kami akan memberikan informasinya khusus untuk Anda dalam bentuk life coaching langsung saja hubungi kami di nomor 08112652244.