08112652210 / 08112652244 info@akeyodia.com

Berita bohong atau berita palsu atau hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hoax menjadi ancaman bagi kehidupan saat ini. Berkembangnya teknologi membuat penyebaran hoax semakin tidak terkendali. Banyak orang yang justru untuk mempercayai hoax, bahkan itu terjadi di kalangan terdidik, ini berarti informasi salah dapat membodohi semua kalangan.

Hoax dirancang secara cerdas untuk melewati penalaran analitis yang cermat. Sebuah penelitian yang dilakukan Norbert Schwarz dari University of Southern California, menyimpulkan bahwa ada kaitannya dengan sifat orang-orang yang kikir kognitif, yakni kondisi di mana individu memiliki kemampuan otak yang baik namun enggan menerapkannya.

Seorang pakar psikolog asal Amerika Serikat, Daniel Kahneman melalui bukunya yang berjudul Thinking Fast and Slow (2011), menyebutkan bahwa ada bagian pada otak manusia yang cenderung berpikir cepat dan tidak logis. Hal inilah yang membuat seseorang memiliki kemungkinan untuk dimanipulasi.

Namun di satu sisi, dijelaskan juga manusia sebetulnya memiliki lapisan otak yang membuatnya berpikir lambat, skeptis, tapi bagian ini cenderung cepat lelah. Sehingga seringkali tidak dimaksimalkan.

Hoax tidak hanya dapat menghancurkan orang yang terpengaruh ataupun pihak yang terfitnah saja, bahkan hoax  mampu menghancurkan suatu generasi dan sebuah persatuan. Lalu mengapa seseorang dengan mudah percaya dengan Hoax? Alasan berikut ini adalah hal-hal yang membuat seseorang dengan mudah menganggap Hoax sebagai suatu kebenaran.

1. Membaca Judul Tetapi Tidak Membaca Keseluruhan Pesan

Pembaca memang hanya tertarik dengan judulnya dan tidak membaca isinya. Sebab judul-judul pemberitaan atau posting terlihat menarik dan menggelitik atau bahkan terkadang dapat membuatmu geram. Sayangnya saat ini judul di sebuah berita belum tentu dapat menceritakan isi sepenuhnya. Anda perlu membaca keseluruhan isinya sebelum menyimpulkan dan bertindak.

2. Hanya Percaya Pada Satu Sumber

Beberapa orang memiliki sikap terlalu mengagungkan seseorang atau suatu pihak. Padahal sikap seperti ini dapat melepaskan logika atas kebenaran, sehingga apapun yang keluar dari pihak atau orang tersebut akan dianggap benar. Selalulah belajar mencari tahu kebenaran informasi agar tidak salah menyimpulkan suatu hal.

Banyak juga orang-orang yang tidak memercayai sumber lain yang sekiranya dianggap berbeda golongan atau tidak sependapat. Padahal, yang perlu kita tahu adalah kebenaran dapat datang melalui siapapun. Jika Anda dalam keraguan, maka Anda perlu mencari tahu segala sesuatu secara detail hingga merasa yakin dan bisa mengambil kesimpulan.

3. Tidak dapat Membedakan Satir dan Hoax

Banyak kabar tersebar yang sebenarnya hanyalah satir atau sindiran. Satir merupakan bentuk sindiran terhadap keadaan atau seseorang. Biasanya satir disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme atau parodi. Jadi perbanyak membaca informasi untuk memperkaya pengetahuan dan pemikiran. Sesekali selipkan membaca humor untuk berlatih membedakan antara hoax dengan satir.

4. Share Hanya Karena Merasa Terwakili Perasaannya

Ketika ada kabar yang mewakili perasaan, mayoritas orang akan langsung membagikan berita. Orang yang kesulitan dalam introspeksi diri akan terus mencari pembelaan dan mencari pembenaran sebanyak-banyaknya, tanpa menggali lebih dalam apakah yang ia pikirkan memang sepenuhnya benar atau tidak.

5. Berita Sering Terlihat = Dianggap Benar

Kebanyakan orang Indonesia membenarkan suatu kabar berdasarkan tingkat keseringan mereka melihat kabar tersebut muncul di media sosial. Padahal meskipun Anda sering melihat berita tersebut di media sosial, Anda masih perlu mencari tahu lagi kebenaran dari berita yang bersliweran tersebut.

Mayoritas orang akan bertindak sesuai apa yang dibaca, ada yang ikut menghujat hanya karena membaca berita hoax, ada yang menjadi rasis dll. Mereka bertindak demikian itu karena malas dalam mencari tahu lebih jauh ataupun karena tidak mengerti cara verifikasi kebenaran sebuah berita. Saat melihat sebuah berita, Anda perlu mempertanyakan “Apakah dokumentasi tersebut benar dari kejadian yang diceritakan?”, “Apakah benar penelitian itu sudah ada jurnal ilmiahnya?, dll.

6. Dibumbui Suatu Kepercayaan

Tentu Anda pernah melihat sebuah berita yang ada tambahan “share = berpahala” atau “komentar = membantu”, dll. Hal tersebut ternyata sudah cukup membuat banyak orang percaya dengan berita yang disebarkan. Perlu diingat bahwa tindakan nyata lebih memberi dampak daripada sekedar “komentar”. Mulai dari yang terdekat dan yang terkecil di sekitarmu.

Mari menjelajahi dunia maya dengan lebih bijak dan selalu belajar untuk jadi lebih baik. Dari pada Anda salah berkata, keliru memposting ataupun terlalu cepat bertindak, tidak ada salahnya selalu menggali kebenaran informasi lebih dulu. Apalagi UU ITE dengan revisi aturannya sudah mulai diberlakukan.

Kenalan dengan Program Akeyodia?

Silakan hubungi kami di telepon/WA ke nomor 08112652244 /08112652210, jika Anda tertarik mengadakan Training, 1 on 1 life coaching, 1 on 1 business coaching, konsultasi pribadi, dan seminar online.




VIDEO (VLOG) COACH EDWIN


Jangan lewatkan menonton video dari Coach Edwin tentang Life, Spiritual dan Bisnis untuk mendapatkan manfaatnya.


pelatihan pikiran bawah sadar

Program Kami

 

Jika Anda membutuhkan pembicara terkait motivasi, konsultasi berbagai masalah kehidupan / bisnis, Coach untuk menangani masalah yang Anda hadapi, silahkan konsultasikan kepada kami melalui whatsApp sekarang juga.



Apa Masalah Anda?




WhatsApp