Pelatihan Pertanian Online – Di era industri yang semakin berkembang diperlukan kesiapan sumberdaya manusia (SDM) unggul untuk bisa menghadapi disrupsi teknologi ini. Inovasi teknologi jika didukung oleh SDM handal dan infrastruktur lengkap akan menjadi pendorong efisiensi di semua sektor, termasuk sektor pertanian. Untuk mewujudkan SDM yang profesional, handal, dan paham tentang teknologi diperlukan penyuluhan dari pemerintah pusat, lembaga pendidikan, lembaga BUMN, dan instansi lainnya.
Daftar isi
Menuju Petani Modern
Penyuluhan yang diberikan harus sudah mencakup tentang cara meningkatkan kemampuan diri, meningkatkan kemampuan dalam informasi teknologi, dan pemahaman tentang teknologi terbaru.
Sehingga mau tidak mau, penyuluhan tentang modernisasi pertanian perlu untuk terus digalakkan. Contoh sederhana saja, tidak sedikit petani yang belum menggunakan traktor, jika traktor saja mereka belum menggunakan, bagaimana dengan traktor yang sekarang sudah menggunakan intenet?
Saat ini pemerintah pusat, lembaga pendidikan, lembaga BUMN, dan instansi lainnya mulai menggalakkan penyuluhan dan pelatihan tentang agribisnis dan penyerapan teknologi dibidang pertanian. Tujuannya agar lebih banyak kelompok tani yang dapat meningkat kapasitasnya menjadi petani modern.
Apakah penyuluhan hanya berhenti sampai situ? Tentu saja tidak. Harapannya pemerintah pusat, lembaga pendidikan, lembaga BUMN, dan instansi lainnya juga memberikan pelatihan tentang pascapanen. Terutama tentang bagaimana menaikkan harga jual dengan mengubah hasil pertanian menjadi produk kemasan yang yang dibutuhkan pasar. Sehinngga petani dapat meningkatkan daya saing produknya dengan efisien, efektif dan bermutu sesuai kebutuhan pasar.
Pelatihan yang Menyeluruh
Materi pelatihan dan penyuluhan untuk mereka yang bergerak di sektor pertanian harus mencakup tentang memanfaatkan komunikasi digital, cara penggunaan mesin-mesin modern, menanamkan mindset sukses, cara pemasaran, dan bagaimana pengolahan produk hasil pertanian.
Memasuki era revolusi industri yang semakin maju, berbagai aktivitas dikaitkan dengan penggunaan mesin yang terintegrasi dengan jaringan internet. Untuk itu maka konsep pengembangan pertanian saat ini dengan konsep pertanian cerdas (smart farming/precision agriculture). Diharapkan dengan konsep pertanian cerdas ini, maka akan ada peningkatan hasil pertanian baik segi kualitas dan kuantitasnya.
Di Indonesia sendiri revolusi industri di sektor pertanian belum begitu berkembang. Mengapa belum berkembang? Berikut ini adalah penyebab revolusi industri di sektor pertanian di Indonesia belum berhasil diterapkan secara menyeluruh.
1. Minim Petani Profesional
Hal pertama tentu saja menyangkut tentang SDM. Bukan rahasia lagi bahwa minat generasi muda dibidang pertanian belum begitu tinggi, akhirnya petani lebih banyak yang berusia lebih dari 40 tahun. Mereka memiliki pendidikan formal setara SD atau justru di bawahnya. Bisa saja pengetahuan dalam pengolahan pertanian yang tidak berkembang dan monoton ini disebabkan karena hal tersebut. Para petani tidak tergerak untuk menciptakan inovasi agar ada peningkatan hasil pertanian dan hanya hanya mengolah pertanian seperti biasanya.
Untuk itu pemerintah pusat, lembaga pendidikan, lembaga BUMN, dan instansi lainnya perlu memberikan pelatihan dan pendampingan dengan pendekatan yang mudah dipahami. Materi yang disampaikan dalam pelatihan dan pendampingan juga perlu dikemas dengan bahasa keseharian mereka sehingga mereka mudah untuk mempraktikkannya.
2. Pengolahan Lahan Pertanian
Kita paham bahwa pembangunan dan penyebaran penduduk belum begitu merata. Di kota besar seolah-olah kurang lahan hijau, sedangkan di tempat lain masih banyak lahan yang belum digarap atau disebut “Lahan Tidur”.
Banyaknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian menjadi penyebab petani minim tempat untuk bercocok tanam. Semakin meningkatnya harga tanah membuat luas kepemilikan lahan pertanian para petani menjadi relatif kecil, bahkan ada yang hanya menggarap lahan milik orang lain.
Untuk itu pemerintah pusat, lembaga pendidikan, lembaga BUMN, dan instansi lainnya perlu memberikan pelatihan dan pendampingan bahwa menjadi petani cerdas dan modern justru akan meningkatkan taraf hidup. Tujuannya agar minat untuk bertahan menjadi petani meningkat, sehingga mereka tidak terburu-buru menjual lahan pertaniannya.
3. Penggunaan Teknologi Pertanian – Pelatihan Pertanian Online
Masih banyak petani yang memilih menggunakan peralatan tradisional, akhirnya sistem modern dalam pengelolaan pertanian belum diterima secara luas. Alasannya selain keterbatasan pengetahuan tentu saja karena keterbatasan biaya.
Untuk itu perlu adanya edukasi bagi petani agar dapat memajukan sektor pertanian di revolusi industri. Edukasi ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah pusat, lembaga pendidikan, lembaga BUMN, dan instansi lainnya. Pada saat pelatihan dan penyuluhan bisa disisipkan cara menggunakan alat pertanian dengan teknologi modern atau cara pertanian yang modern.
Pelatihan untuk transformasi ekonomi pertanian di Indonesia perlu dilakukan oleh semua pihak. Mulai dari pemerintah pusat, lembaga pendidikan, lembaga BUMN, dan instansi lainnya. Sebab modernisasi sudah merambah ke semua sektor dan lapisan kehidupan. Apalagi sejak zaman dahulu, Indonesia sudah dikenal sebagai sebuah negara agraris. Harapannya dengan adanya modernisasi pertanian, maka sektor pertanian dapat menjadi salah satu penopang ekonomi suatu negara.
Hubungi Akeyodia di 08112652244 atau 08112652210 jika Anda ingin mengadakan training untuk meningkatkan mindset tangguh bagi petani atau peternak.