Bagaimana Menjadi Pemimpin yang Dihormati dan Bukan Ditakuti?
Ketika membahas soal dunia kerja di era digital saat ini, orang cenderung berfokus pada Generasi Milenium dan cara bekerja mereka yang berbeda. Ada banyak percakapan mengenai etika kerja, hak, dan pendapat umum. Kali ini kita fokus pada kepemimpinan. Bahkan, kepemimpinan tidak selalu identik dengan satu posisi orang di puncak organisasi. Bagaimana maksudnya? Gagasan untuk memberi instruksi dan mendelegasikan telah digantikan oleh pendekatan yang lebih kolaboratif, yakni lebih ke peran sebagai ‘pemimpin’ daripada ‘boss’. Jadi bagaimana menjadi seorang pemimpin?
Daftar isi
Seorang pemimpin sejati membuka komunikasi dengan anggotanya
Studi menunjukkan bahwa ketika karyawan menyuarakan aspirasi mereka dengan bebas, organisasi melihat peningkatan kinerja yang lebih kuat. Sayangnya banyak karyawan bekerja di bawah seorang pemimpin yang menyebabkan takut berbicara atau bekerja bersama, karyawan menjadi takut untuk berbicara dan malah mencari cara untuk membenarkan sikap mereka yang ‘diam’.
Jadilah Seperti Apa yang Dibutuhkan Tim Anda
Menjadi apa yang dibutuhkan tim Anda ternyata lebih penting daripada menjadi sosok pemimpin yang sesuai harapan Anda sendiri. Kabar baiknya, ada cara untuk mengubah kebiasaan Anda ketika menjadi pemimpin yang dibutuhkan tim Anda. Dan jika Anda bukan seorang manajer atau bos, Anda masih dapat mencoba menemukan cara untuk memasukkan hal-hal ini ke dalam tindakan sehari-hari Anda
Tunjukkan pada tim Anda sisi normal Anda sebagai manusia
Anda mungkin sekuat tenaga untuk menghindari kesalahan. Tapi Anda juga manusia. Ketika Anda mengakui saat di mana Anda tidak puas dengan sesuatu yang Anda lakukan, itu tidak masalah karena tidak membuat Anda terlihat lemah. Tidak juga membuat Anda jadi tidak layak untuk posisi saat ini. Faktanya, ini menunjukkan kepada tim Anda seberapa normalnya Anda dan seberapa banyak Anda memercayai mereka.
Profesional, Memisahkan Persahabatn dan Pekerjaan
Ingat, tim Anda membutuhkan Anda dan Anda membutuhkan tim Anda juga. Satu lagi, kedekatan emosional sebagai sahabat bisa membangun kepercayaan (trust), tapi  penting untuk mengetahui kapan harus memisahkan persahabatan dan profesionalisme. Jika karyawan melakukan kesalahan atau sesuatu yang berdampak negatif pada bisnis, kewajiban mengingatkan tidak hilang hanya karena mereka sahabat Anda di kehidupan sehari-hari.