08112652210 / 08112652244 info@akeyodia.com

Kapan Anda membuat keputusan untuk mengakhiri ketergantungan finansial pada orangtua? Katakanlah jika saat itu hanya beberapa rupiah di rekening bank Anda, belum ada tempat tinggal dan satu-satunya penghasilan yang bisa Anda dapatkan adalah dari pekerjaan paruh waktu dan beberapa proyek lepas.

Di saat masih sangat muda, orang tua Anda pasti akan selalu menawarkan untuk membayar kebutuhan hidup Anda dan Anda menerimanya, meskipun diam-diam sangat ingin menolaknya. Serba salah. Meskipun momennya mungkin sedikit dramatis, ada rasa ‘urgensi’ dalam keputusan tersebut. Sebab Anda sangat ingin membebaskan diri dari ketergantungan. Sudah terbayangkah situasinya?

Ini adalah penuturan kisah dari Alana Mbanza yang dipublikasikan di thinksimplenow.com dengan sedikit perubahan. Bahwa dirinya menyadari bahwa ia belum mencapai potensi terbesarnya karena memang tidak harus melakukannya. Tidak pernah terjebak dengan sesuatu terlalu lama, karena ia tahu bahwa ibunya akan selalu ada untuk membantu jika dirinya gagal.

Ketika segala sesuatunya menjadi terlalu sulit, atau menjadi rutinitas yang membosankan, itulah waktunya berhenti. Berhenti untuk tergantung pada orang lain, meskipun itu ortu sendiri.

Tentang Keputusan untuk Membangun Kemandirian

Keputusan membangun kemandirian finansial dari seorang anak, itu artinya ia tidak lagi menerima tawaran bantuan orangtua. Itu juga berarti anak muda yang harus menekuni hobinya dengan sungguh-sungguh. Kemudian dari hobi yang ditekuni itu menjadi sumber pendapatan tambahan. Jika perlu melakukan penghematan dari ongkos transportasi, lakukan saja. Atau menahan diri untuk tidur di atas kasur yang sangat tidak nyaman di ruang tamu orang lain, lakukan saja. Jangan lupa untuk sedikit mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang bukan kebutuhan pokok. Tergantung bagaimana situasi dan kondisi.

Hubungan antara anak dan orang tua hanyalah salah satu dari banyak hubungan yang mungkin memerlukan individu untuk mengembangkan kemandirian. Contoh lain termasuk hubungan antara pasangan romantis dan persahabatan. Setiap hubungan memiliki kompleksitasnya sendiri.

Sungguh pengalaman yang membuat jadi rendahkan hati dan pelajaran hidup yang mudah-mudahan tidak perlu diulangi. Tetapi, kita bisa belajar banyak tentang siapa diri kita dan apa yang benar-benar kita mampu lakukan, dengan menantang diri untuk menjadi mandiri.

Memperbarui Kemampuan Diri dengan Pendidikan Mental

Pendidikan mental merupakan proses yang membutuhkan waktu panjang atau lama, bahkan bisa memakan waktu sampai satu generasi. Oleh karena itu, proses pembentukan mental entrepreneurship yang lebih alami (natural) harus dilakukan ketika peserta didik mulai masuk lembaga pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Jadi, apakah Anda sudah memperbarui kemampuan diri?

Bangsa yang besar memiliki karakter kuat, mulai dari pribadi orang-orangnya yang berkepribadian tangguh, mandiri serta memiliki tanggungjawab. Intinya, kita perlu memperbarui kualitas kemampuan diri. Ketika setiap diri selalu memperbarui kemampuan, ternyata berpengaruh untuk kehidupan yang luas.

Bukan berarti memandang terlalu jauh, kita perlu memahami bahwa bangsa ini memiliki kekuatan sumber daya alam yang melimpah.

Entah itu aset laut, hutan, minyak, dan tambang. Untuk mengelolanya membutuhkan tenaga-tenaga terampil untuk dapat mengolahnya secara efektif. Sayang sekali kalau sumber daya manusia yang ada kurang memadai untuk mengelola kekayaan tersebut, sehingga (pengelolaan SDA itu) harus diserahkan pada pihak asing, sementara masyarakat hanya menjadi penonton.

Pendidikan Entrepreneurship di Indonesia

Pendidikan entrepreneurship di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan, masyarakat, maupun pemerintah. Banyak praktisi pendidikan yang kurang memperhatikan aspek-aspek penumbuhan mental, sikap, dan aktivitas kewirausahaan peserta didik, baik di sekolah kejuruan maupun professional sekalipun. Orientasi mereka, pada umumnya, hanya pada upaya-upaya menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai.

 

Entrepreneur Menjadi Perhatian Utama

Dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja yang ada, sering kali terjadi ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah angkatan kerja setiap tahun. Tentu saja kondisi seperti ini akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat dalam upaya mendapatkan pekerjaan.

Sementara hidup ini tetap harus berjalan dan penghasilan tetap harus diperoleh untuk menutup berbagai kebutuhan hidup.

Menurut Peter Drucker (1996), seorang entrepreneur senantiasa mencari perubahan, menaggapi, dan memanfaatkannya sebagai peluang. Di sini entrepreneur dipahami sebagai pribadi yang mencintai perubahan karena dalam perubahan tersebut peluang selalu ada.

Kewirausahaan adalah suatu gejala perilaku yang bersumber dari konsep atau teori, bukan kepribadian yang bersumber dari intuisi.




VIDEO (VLOG) COACH EDWIN


Jangan lewatkan menonton video dari Coach Edwin tentang Life, Spiritual dan Bisnis untuk mendapatkan manfaatnya.


pelatihan pikiran bawah sadar

Program Kami

 

Jika Anda membutuhkan pembicara terkait motivasi, konsultasi berbagai masalah kehidupan / bisnis, Coach untuk menangani masalah yang Anda hadapi, silahkan konsultasikan kepada kami melalui whatsApp sekarang juga.



Apa Masalah Anda?




WhatsApp