Memahami pemikiran orang lain bukan hanya hal yang bermanfaat untuk membantu Anda memecahkan masalah. Barangkali pemikiran merekalah masalahnya. Yang lebih penting lagi: bagaimana reaksi Anda terhadap sikap mereka.
Dalam banyak situasi, kita perlu memahami pihak lain. Ada Orang yang gampang bekerja sama, suka diberi pujian, ada orang yang sulit ditaklukkan, yang dominan, dan masih banyak lagi pembawaan orang.
Apakah Anda pernah berurusan dengan orang yang dominan, mengintimidasi, mengendalikan, atau bahkan agresif di tempat kerja atau dalam kehidupan pribadi Anda? Dilihat sekilas, individu-individu tersebut dapat tampil mempengaruhi, menuntut, bertentangan, atau bahkan kasar. Masalahnya adalah bisakah kita menaklukkan orang-orang yang cenderung bersifat dominan itu? Simak penjelasan dari psychologytoday.com berikut ini.
Daftar isi
1.Menyodorkan Fakta
Fakta dipahami sebagai hal-hal yang sebenarnya terjadi dan tidak terbantahkan. Fakta bisa membuat sebuah argumen yang keliru jadi tidak berarti. Dengan ekspresi yang meyakinkan, orang yang dominan dalam pembicaraan pun bisa ditaklukkan dengan fakta-fakta yang ada. Tentunya ini dipahami secara positif dan diterapkan pada konteks yang tepat.
2.Pendekatan dengan Cara Tepat
Bernegosiasilah dengan orang-orang yang sulit ditaklukkan secara pribadi di mana mereka mungkin lebih fleksibel, ketika kondisi nyaman, dan mungkin untuk melakukannya lebih bebas. Dengan pendekatan yang tepat dan komunikasi cerdas, Anda dapat mengubah pertentangan menjadi kerja sama, dan memunculkan rasa hormat.
3.Hindari Perselisihan
Dalam sebagian besar kondisi, hindari perselisihan dengan mereka. Apalagi di depan orang lain, di mana mereka lebih cenderung tidak fleksibel. Karena ‘kebutuhan’ mereka adalah untuk memegang kendali, bersaing, dan memenangkan. Pengecualiannya adalah jika individu yang sulit itu bermusuhan atau kasar, maka intervensi yang kuat dengan saksi mungkin diperlukan.
4.Bersikaplah Tegas dan Profesional dalam Komunikasi
Banyak orang yang sulit menghormati mereka yang memiliki kekuatan, dan mendengarkan lebih banyak kepada mereka yang berkomunikasi dengan ketegasan. Biarkan orang yang mengetahui belakangan bahwa Anda sendiri yang memegang kendali.
Dalam banyak situasi, kita perlu memahami pihak lain. Ada Orang yang gampang bekerja sama, suka diberi pujian, ada orang yang sulit ditaklukkan, yang dominan, dan masih banyak lagi pembawaan orang. Ini adalah lanjutan artikel sebelumnya. Bagaimana caranya menghadapi orang-orang yang mendominasi percakapan?
5.Datang dengan Solusi
Mereka lebih bersedia untuk berkomunikasi dan bekerja dengan yang mengambil inisiatif, dan meminjamkan kerja sama mereka kepada mereka yang menunjukkan bahwa mereka dapat membantu diri mereka sendiri. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menyatakan konsekuensi adalah salah satu keterampilan paling penting yang dapat Anda gunakan untuk menaklukkan orang yang ‘sulit’.
Jika ada masalah, jangan datang ke orang yang sulit hanya untuk mendiskusikan masalahnya. Datang dengan solusi dalam pikiran. Artikulasikan secara efektif, berikan jeda kepada individu yang menantang, dan dorong dia untuk mengubah hambatan ke peluang kerja sama.
6.Jangan Langsung Terima Tawaran
Ada saatnya saat Anda bernegosiasi, untuk tidak langsung menerima tawaran atau persetujuan. Meskipun sebenarnya tawaran dari pihak lawan sudah sesuai dengan keinginan Anda. Ketika terlalu cepat menerima tawaran, kesannya Anda yang terlalu butuh. Bukankah itu bisa memengaruhi kredibilitas? Pihak lawan juga mungkin menyimpan kecurigaan.
Tajamkan intuisi Anda dengan menemukan ‘sinyal-sinyal positif’ yang lebih kuat. Kadang, ada saatnya kita perlu ‘silent treatment’ di mana strategi sikap diam bisa mendinginkan suasana setelah melalui tawar menawar yang sulit.
Pastikan kalau itu adalah penawaran maksimal yang bisa mereka berikan. Meskipun terkesan meminta lebih, yaitu lebih baik, lebih maksimal, lebih untung bagi kedua pihak, itu bukan berarti serakah. Mainkan peran Anda dengan rileks tapi tetap fokus ke tujuan.
7.Fokus kepada Apa yang Penting bagi Orang Lain
Saat negosiasi untuk sebuah urusan, masing-masing pihak bisa langsung menunjukkan maksud dan tujuannya. Atau paling tidak menunjukkan minat dan kecenderungannya. Bahkan ketika mereka tahu bahwa mereka berada di sisi yang berlawanan dari suatu persoalan.
Satu hal lagi, belajarlah bagaimana untuk tetap tenang, bergeser dari reaktif menjadi proaktif, menjaga batasan Anda, gunakan sedikit humor untuk mengendalikan perilaku yang sulit, dan terapkan keterampilan komunikasi yang tegas.
Beberapa pemikiran mungkin lebih penting bagi satu orang dibandingkan yang lain. Tapi tetap harus fokus pada apa yang penting bagi orang lain. Kembali ke prinsip dasar bahwa kunci untuk negosiasi yang berhasil adalah mendengarkan, memahami, menguatkan empati demi mencari tahu minat pihak lain sehingga Anda dapat memaksimalkan hasilnya untuk semua pihak.