08112652210 / 08112652244 info@akeyodia.com

Coba ingat-ingat, kapan terakhir kali Anda bisa menikmati sebuah iklan? Kemungkinan besarnya, Anda tidak begitu suka melihat iklan, kecuali kalau hal ada yang menarik di sana.

Anda, sebagaimana kita semua, mungkin menyukai hal-hal lucu, unik, menarik, informatif, dan menyentuh perasaan. Itu berlaku untuk sesuatu maupun seseorang. Percaya atau tidak, cara kita menyukai iklan itu sama seperti cara kita menyukai orang. 

Kenyataannya adalah bahwa manusia adalah makhluk emosional yang mudah terbawa perasaan. Ini terlihat dari seberapa banyak orang yang membeli barang karena perasaan suka, bukan karena faktor kebutuhan.

 

Anda beli sebuah produk karena apa?

Pikirkan sejenak tentang bagaimana saat diri Anda memilih salah satu produk. Mungkin Anda memilih berdasarkan fitur dan kegunaannya, tetapi sebenarnya Anda memilih mereknya. Betulkah itu? Di kesempatan lain, Anda mungkin memilih sebuah merek karena Anda mempercayainya, sudah terbiasa dengan merek itu selama bertahun-tahun, atau mendapat rekomendasi dari seseorang yang Anda percayai.

Dari sekian banyak alasan itu, alasan orang membeli adalah karena faktor perasaan, dan belum tentu alasan logis. Walau banyak orang berpikir bahwa pemikiran rasional itu lebih penting, penelitian menunjukkan bahwa orang lebih mengandalkan emosi daripada informasi untuk membuat keputusan pembelian.

Dalam bukunya, Descartes Error, Antonio Damasio, profesor neuroscience di University of Southern California, berpendapat bahwa emosi adalah unsur yang berperan untuk hampir semua keputusan.

Jika Anda sedang memasarkan produk bisnis Anda, temukan siapa pelanggan utama Anda dan apa yang mereka cari. Lebih dari sekadar fitur produk, Anda perlu menemukan apa yang akan memuaskan keinginan emosional mereka, di luar apa yang mereka butuhkan.

 

Produk boleh sama, penyampaian iklan beda? Begini hasilnya

Ketika berbicara tentang marketing, bisa dibilang bahwa produk-produk yang ada di pasaran itu tidak seperti yang Anda pikirkan. Apa maksudnya? Sebagian produk dalam iklan, terlihat istimewa dan masing-masing menampilkan keunggulannya. Ya, tentu saja. Tapi tidak cukup hanya itu. jika Anda pernah melihat bahwa sebagian merek lebih keren dari yang lain, belum tentu kualitas produknya memang seperti itu. Yang memberikan perbedaan adalah bagaimana cara penyampaian iklannya.

Jika Anda seorang yang berfokus di bidang marketing, mungkin Anda sudah menyadari bahwa fokus pada emosi pelanggan adalah hal penting yang perlu dipahami sejak awal agar produk laris. Lagi pula, walaupun penting untuk mengedukasi pelanggan tentang layanan dan produk Anda, bahkan lebih penting untuk membuat mereka merasa tersentuh secara personal.

Melalui sentuhan emosi, marketing bisa menghubungkan pengalaman menggunakan produk dengan perasaan dan ingatan pribadi banyak orang. Jadi, emosi mana yang benar-benar diperhitungkan? Menurut Institute of Neuroscience and Psychology, emosi yang bekerja untuk membuat keputusan pembelian adalah; kebahagiaan, kesedihan, kejutan, ketakutan.

Emosi positif, seperti kebahagiaan, kegembiraan atau kepuasan lebih mudah untuk membangun loyalitas pelanggan. Sederhananya begini, jika Anda dapat membuat pelanggan Anda bahagia, itu lebih penting daripada semua jaminan dan kebijakan pengembalian uang berapa pun. Jadi, bagaimana strategi marketing yang Anda lakukan selama ini?




VIDEO (VLOG) COACH EDWIN


Jangan lewatkan menonton video dari Coach Edwin tentang Life, Spiritual dan Bisnis untuk mendapatkan manfaatnya.


pelatihan pikiran bawah sadar

Program Kami

 

Jika Anda membutuhkan pembicara terkait motivasi, konsultasi berbagai masalah kehidupan / bisnis, Coach untuk menangani masalah yang Anda hadapi, silahkan konsultasikan kepada kami melalui whatsApp sekarang juga.



Apa Masalah Anda?




WhatsApp