08112652210 / 08112652244 info@akeyodia.com

Tahukah Anda, di dalam psikologi terdapat pengelompokkan kepribadian manusia bedasarkan bagaimana manusia memperoleh gairahnya. Pengelompokkan ini pertama kali dicetuskan oleh Carl Gustav Jung dalam bukunya berjudul Psychologische Typen (1920). Secara umum, pribadi yang ekstrovert mendapatkan gairah (atau energi) dari interaksi sosial. Sedangkan introvert mendapatkan gairah atau energi saat menyendiri.

Di antara kecenderungan introvert dan ekstrovert, terdapat ambivert yang merupakan kepribadian penengah antara introvert dan ekstrovert. Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara introver dan ekstrover, Carl Jung menganggap bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya introvert dan ekstrovert.

 

Apa Pengaruhnya?

Kepribadian manusia bedasarkan bagaimana manusia memperoleh gairahnya, yaitu introvert dan ekstrovert memiliki pandangan berbeda dalam hal pengambilan keputusan, interaksi sosial, respon terhadap masalah, komunikasi verbal dan non verbal, serta berbagai respon sosial lainnya.

Sayangnya masih banyak yang salah kaprah tentang pemaknaan introvert dan ekstrovert saat ini, apalagi muncul banyaknya tes online yang mudah diakses.

Mungkin Anda sering mendengar kata-kata :

“Kamu kan introvert, jadi nggak punya temen terus kesepian kan?”, atau kata-kata

“Dasar anak ekstrovert, sukanya mendominasi terus!”

Tetapi apakah semudah itu memisahkan kepribadian seseorang? Nyatanya banyak yang dengan mudah mengklasifikasikan seseorang masuk ke dalam tipe introvert dan ekstrovert hanya dengan bekal pemahaman artikel dari google. Bahkan banyak yang mengaitkan depresi dengan tipe kepribadian introvert. Benarkah hal tersebut?

Pemahaman yang memang umum saat ini adalah, orang yang ekstrovert adalah seseorang yang punya banyak relasi, berani bicara di depan forum besar, dll. Sementara introvert adalah tipe seseorang yang sedikit memiliki teman, berbicara banyak hanya dengan orang terdekat, dan sering menyendiri.

Dari pemahaman umum tersebut, ada pemaknaan yang sedikit meleset tentang tipologi tersebut. Introvert dan ekstrovert, memang menjadi tipologi kepribadian yang cukup popular selama ini, sehingga banyak orang akhirnya dengan mudah melabeli orang lain dengan salah satu tipe kepribadian tersebut.

 

Pemaknaan yang Meleset

Diawal sudah disebutkan bahwa teori tipologi ini dikemukakakn oleh tokoh psikologi dari Swiss, bernama Carl Gustav Jung. Carl Jung yang merupakan murid Sigmund Freud melihat kepribadian itu melalui sisi psikoanalisis. Dalam bukunya tersebut, Carl Jung menyebutkan manusia memiliki dua sikap dasar yakni introvert dan ekstrovert yang bisa diketahui melalui tes-tes psikologi ataupun pengamatan.

Menurut tipologi kepribadian Carl Jung ini, setiap orang punya sikap jiwa atau cara tentang bagaimana mengisi kembali energi (libido) di dalam jiwanya dan memperoleh gairahnya kembali. Pengertian mudahnya, hal ini tentang perbedaan cara untuk mengisi ulang energi dalam dirinya.

Secara sederhana, energi orang introvert akan lebih cepat habis jika berada di diantara banyak orang. Sebaliknya energi orang ekstrovert akan lebih cepat habis jika sendirian. Sehingga orang yang memiliki tipe kepribadian introvert atau ekstrovert bisa jadi sama-sama terlihat ramah dan pandai berbicara.

Yang membedakan hanya masalah kenyamanan dia dalam sebuah kondisi yang sebenarnya tidak terlalu terlihat, serta apa yang akan dilakukan ketika butuh untuk mengisi energi atau gairah saat orang tersebut lelah, putus asa, dan hilang semangat.

Perbedaan kepribadian ini nantinya akan memberikan pandangan yang berbeda dalam pengambilan keputusan, interaksi sosial, respon terhadap sebuah masalah, dsb.

 

Bagaimana Contoh Nyatanya?

Untuk mengisi energinya, orang introvert yang terpusat pada faktor subyektif, biasanya akan memilih pergi menyediri. Misalnya dengan pergi ke pantai sendirian, menonton film di laptop atau membaca buku sambil di dalam kamar.

Bagi orang introvert, ketika dalam suasana hati yang tidak nyaman, menikmati kesendirian adalah kebahagian. Pasalnya, sumber energinya berada di dalam dirinya sendiri, sehingga ia akan merasa recharged setelah menyendiri.

Sementara orang ekstrovert yang terpusat pada faktor objektif, akan memilih mengobati dirinya sendiri dengan bertemu orang lain. Misal dengan berkumpul, berdiskusi, dan datang acara yang memungkinkan dia untuk berinteraksi dengan orang lain. Karena keramaian adalah sumber energinya.

Sehingga bisa jadi orang yang kelihatannya ramah, aktif di depan khalayak ramai, dan ikut banyak kegiatan sosial, ternyata malah bertipe introvert. Karena walau orang tersebut terlihat aktif, sebenarnya di lingkungan tersebut energinya justru cepat habis. Dan dia butuh mengisi ulang energinya dengan hal yang membuatnya nyaman, misalnya menyepi atau merenung di kamar.

Fokus introvert dan ekstrovert bukan hanya tentang bagaimana Anda dalam kehidupan sehari-hari. Namun juga tentang bagaimana Anda ketika merasa butuh mengisi ulang energi dalam diri Anda.

Tipologi ini dapat digunakan sebagai pemahaman terhadap diri Anda sendiri. Supaya Anda tahu harus berbuat apa saat membutuhkan energi. Dengan tahu apa yang harus dilakukan ketika perasaan sedang gelisah dan kurang semangat, maka Anda juga akan lebih cepat mengatasi permasalahan yang ada.

Introvert dan ekstrovert ini tidak mutlak dan berlaku selamanya, dia dapat berubah dengan seiring waktu sesuai dengan proses kehidupan Anda.

 

Apa yang Dapat Akeyodia Lakukan?

Silakan hubungi kami di telepon/WA ke nomor 08112652244 /08112652210, jika Anda tertarik 1 on 1 life coaching atau konsultasi pribadi.




VIDEO (VLOG) COACH EDWIN


Jangan lewatkan menonton video dari Coach Edwin tentang Life, Spiritual dan Bisnis untuk mendapatkan manfaatnya.


pelatihan pikiran bawah sadar

Program Kami

 

Jika Anda membutuhkan pembicara terkait motivasi, konsultasi berbagai masalah kehidupan / bisnis, Coach untuk menangani masalah yang Anda hadapi, silahkan konsultasikan kepada kami melalui whatsApp sekarang juga.



Apa Masalah Anda?




WhatsApp