Semua bisnis menghadapi tantangan, termasuk bisnis keluarga, entah itu berkaitan dengan ekonomi yang terus berubah, menemukan dan merekrut karyawan yang tepat, atau meningkatkan daya saing di pasar. Dengan kata lain, tidak ada bisnis yang kebal terhadap tantangan.
Bahkan, ada juga serangkaian tantangan baru dan jarang terjadi yang harus dihadapi oleh bisnis keluarga, sebagai konsekuensi dari struktur bisnis mereka. Jika Anda menjalankan bisnis bersama keluarga, penting untuk memahami apa rintangan ini sehingga jika Anda menghadapi masalah ini, Anda tidak hanya dapat mengidentifikasi, tetapi juga dapat secara proaktif mengembangkan cara untuk mengatasinya.
Budaya dan struktur informal
Bagi banyak pebisnis, memiliki budaya santai adalah hal yang positif. Tapi, struktur dan budaya informal yang ditemukan di banyak bisnis keluarga justru identik dengan kurangnya dokumentasi, lemahnya kebijakan, dan kurang spesifiknya strategi dan tujuan yang ditetapkan. Budaya informal yang ditemukan di banyak bisnis keluarga pun dapat menghasilkan strategi yang lemah untuk melatih karyawan baru.
Kecenderungan untuk mempekerjakan orang terdekat
Barangkali tidak mudah untuk menolak permintaan dari anggota keluarga yang ingin bergabung dengan bisnis. Kadang permintaan bergabung terasa seperti tekanan. Masalahnya adalah jika mereka tidak memiliki keterampilan dasar dan pengalaman yang dibutuhkan untuk posisi itu.
Kurangnya pandangan eksternal
Semua anggota keluarga yang berbisnis bersama mungkin tidak selalu memiliki pendapat yang sama. Tapi karena pengalaman pendidikan dan lingkungan kehidupan yang relatif serupa, itu dapat mengarah pada pandangan yang seragam tentang bisnis yang dijalankan. Padahal bukankah bisnis harus memiliki pandangan eksternal tentang performa kinerja dan hasil usaha mereka, termasuk cara menghadapi pesaing, agar dapat berkembang?
Tidak ada rencana jangka panjang
Bisnis keluarga kadang tidak memiliki strategi yang spesifik terkait apa yang akan terjadi di kemudian hari. Misalnya seperti ini, apa rencana yang akan dilakukan apabila founder sudah saatnya pensiun, ingin menjual bisnis, atau mengalihkan tanggung jawab? Ini sejalan dengan masalah rencana suksesi perusahaan, sebagaimana semua bisnis membutuhkan rencana untuk masa depan.
Masalah keuangan bisnis keluarga
Ketika berbicara tentang keuangan, tidak ada bisnis keluarga yang terjamin bisa memiliki cashflow yang aman selamanya. Ketika sebuah perusahaan keluarga mencapai generasi ketiga atau keempat, bisa saja perusahaan kehabisan cash dan pemiliknya harus memikirkan kembali bagaimana cara membiayai bisnis tersebut.
Ketika bisnis dan keluarga masing-masing bertambah tua dan lebih besar, beberapa hal menjadi tak terhindarkan. Bahkan dengan perencanaan terbaik, keluarga harus mengantisipasi tren bisnis yang harus berubah dan berubah terus, modal yang dibutuhkan untuk menumbuhkan atau memulai bisnis baru, dan sangat mungkin semua masalah moneter ini melebihi sumber keuangan pribadi.
Kami dari Lembaga Pelatihan Bisnis Akeyodia sadar bahwa aspek keuangan adalah hal krusial yang memengaruhi keberlanjutan perusahaan untuk jangka panjang. Tidak sedikit dari para pengusaha yang pernah kami dampingi mengalami problem finansial.
Kami memberikan layanan profesional berdasarkan pengalaman menangani berbagai klien di lintas industri untuk mengembangkan solusi dalam hal manajemen finansial. Info selengkapnya hubungi 08112652244.