Sikap jujur menjadi nilai kehidupan yang sakral dan bisa menentukan kualitas hidup seseorang sebagai makhluk sosial maupun sebagai hambaNya. Tentunya tidak ada agama yang mengajarkan kebohongan.
Kejujuran bisa jadi penentu untuk memberi kepercayaan pada orang lain. Baik untuk kehidupan personal maupun profesional pun tidak lepas dari pentingnya kejujuran. Hampir semua lowongan kerja ditemukan kata ‘jujur’ di dalam persyaratannya. Saking pentingnya, seorang yang ketahuan berbohong sekali saja bisa hilang reputasinya.
Daftar isi
Bagaimana Ciri-ciri Orang Bohong?
Seseorang yang sedang berkata bohong, meski terpaksa, mungkin saja kesulitan ‘mengoordinasi’ pikiran dan perilakunya. Ia bermaksud mengatakan tidak, tapi sambil mengangguk. Orang yang tidak jujur juga terkadang lupa untuk mengatur gerakan tangan dan variasi nada bicara. Bisa saja alisnya terangkat atau mata melebar spontan ketika pihak lain mengatakan hal-hal yang sebenarnya.
Sejauh ini, bagaimana Anda mengetahui apakah orang di depan Anda menunjukkan minat, penerimaan, atau kesepakatan? Mulailah dengan membaca sikap yang mudah terlihat seperti kontak mata, kepala mengangguk, senyuman, kecondongan badan ke depan, dll. Lalu bagaimana dengan sebaliknya?
Saat negosiasi berlangsung, tanda-tanda rasa tertekan bisa muncul disertai dengan sikap tidak nyaman. Sikap-sikap seperti; memalingkan muka, memicingkan mata, bersandar tidak antusias, mengerutkan kening, dll bisa menandakan bahwa seseorang tersebut merasa bosan, tidak nyaman, atau defensif.
Tentang Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh bisa jadi mempunyai arti signifikan, atau justru tidak berarti sama sekali. Tergantung pada konteks di mana gerakan itu ditampilkan. Lebih dari itu, bahasa tubuh bisa jadi tidak berarti ketika pembicaraan dilakukan melalui telepon atau secara tertulis melalui email.
Seseorang yang duduk dengan lengan disilangkan ketika santai atau penuh perhatian mengirimkan pesan yang sangat berbeda dari seseorang yang tampilan pertama dari gerakan itu datang segera setelah Anda membuat tawaran balik.
Tentu saja akan selalu ada aspek konteks yang tidak akan Anda sadari. Postur yang tegak dapat menjadi pertanda posisi tawar yang sulit atau mungkin hanya menunjukkan punggung yang kaku.
Satu hal lagi, jangan mengandalkan ekspresi nonverbal saja, saat menilai tentang seseorang dan bagaimana ia mempercayai Anda atau dapatkah ia dipercaya. Coba lontarkan pertanyaan yang sama dengan versi yang berbeda di beberapa titik dalam percakapan Anda. Lalu bandingkan tanggapan diberikan, apakah ia konsisten?