Bukan Cuma Urusan Perut, Ini yang Perlu Dipahami Pelaku Industri Makanan dan Minuman
Kurang lebih selama empat tahun terakhir, kontribusi industri makanan dan minuman terhadap produk domestik bruto (PDB) terus meningkat di Indonesia. Seperti yang disampaikan ketua GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia), Adhi Lukman, kontribusi industri makanan dan minuman (food and beverage / F&B) untuk PDB meningkat menjadi 6,25 persen tahun 2018 dari 6,14 persen pada 2017, 5,97 persen pada 2016, 5,61 persen pada 2015 dan 5,32 persen pada 2014.
Bukan Cuma Urusan Perut, Tapi…
Memasak makanan sehari-hari sendiri tampaknya bukan prioritas bagi sebagian anak muda. Mereka justru menjadi semakin tertarik pada tren ‘foodie’ seperti yang dipopulerkan para influencer di media sosial. Bukan cuma urusan perut, anak-anak muda banyak yang suka menikmati konsep tempat makan yang baru.
Berkembangnya komunikasi digital dalam beberapa tahun terakhir juga semakin mendiversifikasi industri makanan dan minuman. Konsumen Indonesia lebih aktif di media sosial daripada beberapa tahun lalu, dan gerai makanan pun mendapat keuntungan dari promosi gratis melalui media sosial. ‘Influencer’ di media sosial terus meningkat popularitasnya dan operator makanan terus menggunakan layanan mereka sebagai taktik pemasaran untuk mencapai target pasar mereka.
Meskipun banyak yang penasaran dengan konsep tempatnya, tapi tetap menu makanannya menjadi hal yang paling menentukan apakah tempat makan itu akan bertahan. Apalagi sekarang tren pemesanan makanan berubah. Orang yang sibuk memilih pesan lewat aplikasi online. Aplikasi tersebut telah menyediakan layanan pengiriman yang lebih praktis. Itu sangat memudahkan tapi juga memunculkan persaingan baru. Di sinilah pelaku industri perlu memiliki strategi bisnis yang tepat.
Kabar Baik Sekaligus Tantangan Industri Kuliner
Beberapa hal tersebut bisa menjadi kabar baik sekaligus tantangan bagi pelaku industri kuliner, khususnya makanan khas daerah. Indonesia mempunyai beragam makanan khas dari berbagai daerah, memiliki rasa unik dan berbeda, yang menggambarkan ciri khas dari setiap wilayah di Indonesia. Berbeda daerah, akan berbeda rasa, pengolahan dan bahannya.
Setiap berkunjung ke daerah tertentu, kita pasti menyempatkan waktu untuk berburu kuliner atau makanan khas daerah tersebut. Entah makanan ringan, minuman, atau makanan beratnya, bukan? Menyantapnya mendatangkan kenikmatan tersendiri.
Salah satu makanan yang umum kita jumpai adalah sate. Sate sendiri ada berbagai macam sate di Indonesia ini, antara lain; sate Padang, sate Madura, sate klathak, sate lilit, sate ambal, sate buntel, sate Ponorogo dan sebagainya. Jadi Apa makanan khas di kota Anda?
Mengembangkan makanan khas daerah masing-masing merupakan peluang bisnis yang besar. Untuk mengembangkan potensi bisnis di bidang tersebut, tentu perlu mencari keunikan yang membuat makanan khas itu digemari oleh semua kalangan. Untuk memaksimalkan hasil usaha kuliner itu, tentu banyak faktor yang berpengaruh, salah satunya training untuk anggota tim yang bekerja di dalamnya.
Foto di atas adalah saat event In House Training di Warung Sate ayam Ponorogo Lego, yang dilaksanakan pada Jumat, 24 Maret 2017. Semoga usahanya terus sukses dan berkembang.