IN HOUSE TRAINING PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. 7-3-2015
Sahabat bisnis, kapan terakhir Anda bertransaksi di bank? Bagaimana pelayanan di bank tersebut? Pada umumnya pegawai bank memang tampil ramah, berpenampilan menarik, selalu fresh, dan banyak senyum kepada nasabah. Sudah semestinya seperti itu.
Lingkungan tempat kerja yang nyaman, jenjang karir yang jelas, dan gaji yang menjanjikan, itu kemudian membuat profesi di perbankan banyak diminati. Tidak hanya lulusan yang terkait bidang perbankan, keuangan, ataupun ekonomi, pegawai bank banyak diisi oleh lulusan perguruan tinggi dari berbagai jurusan. Ini sudah menjadi rahasia umum, tapi bukan itu yang sedang kita bahas.
Seperti yang kita tahu, pegawai bank yang langsung berinteraksi dengan nasabah memang selalu menampilkan kesan menarik, selalu bersikap ramah, dan tidak pelit senyum pada setiap orang yang datang ke bank. Sebagai garda terdepan yang biasa bertemu langsung dengan para nasabah maupun calon nasabah, pegawai bank itu diharapkan selalu memberikan kesan yang terbaik.
Daftar isi
Bagaimana realitas pekerjaan melayani nasabah di bank?
Memang kalau dilihat dari luar, karir di dunia perbankan itu tampak memiliki prestise tersendiri. Pekerjaan yang memberi banyak kesempatan bertemu orang pun bisa memberi pengalaman pribadi yang berharga. Seorang teller dan customer service bank yang selalu ramah, sepertinya ekspresinya bisa menularkan energi positif pada orang lain.
Tapi bagaimana kenyataannya? Terlepas dari fakta bahwa semua profesi itu penting, ternyata tidak semuanya seperti apa kelihatannya dari luar. Bagaimana realitas pekerjaan seorang teller bank? Kelihatannya, teller hanya melayani nasabah yang setoran, penarikan, transfer, dan melayani transaksi lainnya. Yang penting fokus dan menjaga penampilan, maka lancarlah pekerjaan itu.
Apakah memang seperti itu adanya? Beberapa pegawai bank yang pernah bertemu tim kami memberi pengakuan mengejutkan: “belum menjadi teller kalau belum mengalami hal ini: selisih kurang dan mendapat uang palsu.” Kalau di akhir hari uang yang menjadi tanggung jawab transaksinya tidak klop, maka harus ganti selisihnya itu. Alhasil, teller harus mengganti dengan merogoh kocek sendiri. Belum lagi soal jam kerja yang panjang.
“Lho bukannya bank itu buka jam 8 pagi sampai jam 3 sore saja?” Itu memang tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Asalkan kita tahu, dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore itu, fokusnya adalah melayani nasabah. Baru setelah banknya tutup, mereka bisa membereskan pekerjaannya sendiri termasuk rapat-rapat yang menguras energi dan pikiran.
Sementara itu, perusahaan harus senantiasa memperbaiki performa dan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan agar nasabah merasa puas dengan layanan terbaik. Dengan begitu, mereka akan setia menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Jika ada kepuasan pelanggan, maka itu akan membawa pengaruh positif bagi perusahaan, yakni tercapainya tujuan perusahaan.
Kualitas pelayanan, keramahan, cara berbicara, dan kesiapan para teller dan customer service untuk melayani nasabah bisa menciptakan suasana nyaman dalam proses transaksi di bank. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan teller dan customer service, bank memang perlu memberikan kesempatan pegawainya untuk mengikuti pelatihan. Seperti yang pernah kami lakukan pada acara In House Training bertema “The Role of Excellent Service to The Customer Satisfaction” di Bank BTN (07/03/2015).
Anda bisa mengundang kami dari Tim Akeyodia untuk perusahaan Anda yang membutuhkan training karyawan agar mampu memberi performa jauh lebih baik. hubungi kami di nomor 08112652244.