08112652210 / 08112652244 info@akeyodia.com

Ada banyak orang yang menganggap bahwa dalam bisnis keluarga itu, “Generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”. Benarkah demikian?

Mitos seperti ini sering menghantui banyak bisnis keluarga. Tidak sedikit perusahaan keluarga yang gagal berkembang setelah dilanjutkan oleh generasi berikutnya.

Beberapa usaha yang sudah besar yang di Indonesia serta negara-negara lain di dunia ternyata dikembangkan oleh orang-orang di dalam satu keluarga. Banyak perusahaan yang sudah berjalan puluhan tahun, kemudian diwariskan dari ke generasi berikutnya.

Keluarga memang sosok yang dapat menjadi penopang dan pemberi semangat saat menjalankan bisnis, bahkan ketika hasilnya belum sesuai ekspektasi.

 

Generasi Pertama dan Generasi Kedua

Saat dipegang oleh generasi pertama, bisnis keluarga berada di fase merintis dengan penguatan di beberapa bidang. Dalam hal organisasinya, umumnya belum maksimal terbentuk karena sang founder masih mendominasi proses kepemimpinan perusahaan.

Generasi kedua yang merupakan generasi yang krusial perannya karena mereka berperan sebagai jembatan antara generasi pertama sebagai founder perusahaan dan generasi-generasi berikutnya. Itulah mengapa, faktor leadership menjadi hal penting.

Faktor penting dalam bisnis keluarga adalah tentang siapa orang-orang yang akan mewarisi atau meneruskan bisnis tersebut. supaya bisa mengenali seluk-beluk bisnis, penerus bisnis keluarga juga perlu dipersiapkan sejak jauh-jauh hari.

Konon, kurang dari 40% dari bisnis keluarga yang bisa berhasil diturunkan ke generasi kedua, sedangkan hanya 10 – 15% saja yang bisa diturunkan ke generasi ketiga. Sisanya? 3 – 5% saja yang berhasil dipegang generasi keempat. Sepertinya itu bukanlah angka pencapaian yang cukup menyenangkan.

 

Bagaimana Sebuah Bisnis Bisa Maju di Tangan Generasi Kedua?

Apakah benar bahwa “Generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan?” Tentunya tergantung bagaimana visi, misi, dan budaya perusahaannya. Yang tak kalah penting adalah cara menjalankan setiap peran di dalamnya.

Di tangan generasi kedua, pengelolaan dan gaya kepemimpinan mulai berubah menjadi lebih sistematis dan profesional. Orang yang akan menggantikan pendiri perusahaan harus mau berkembang dari level bawah, mau terjun langsung menangani hal-hal kecil dan tidak langsung menduduki posisi tinggi di dalam perusahaan tanpa proses.

Kemampuan pewaris bisnis itu bisa didapat dari pendidikan formal maupun melalui praktik langsung. Selain itu, aspek yang harus dimiliki oleh generasi kedua seperti kompetensi, kepemimpinan, peran mentor, visi misi, dan budaya perusahaan. Dengan bekal yang dimiliki, generasi kedua seharusnya bisa meneruskan estafet kepemimpinan dan menyukseskan bisnis keluarga.




VIDEO (VLOG) COACH EDWIN


Jangan lewatkan menonton video dari Coach Edwin tentang Life, Spiritual dan Bisnis untuk mendapatkan manfaatnya.


pelatihan pikiran bawah sadar

Program Kami

 

Jika Anda membutuhkan pembicara terkait motivasi, konsultasi berbagai masalah kehidupan / bisnis, Coach untuk menangani masalah yang Anda hadapi, silahkan konsultasikan kepada kami melalui whatsApp sekarang juga.



Apa Masalah Anda?




WhatsApp