Semua pasti merasakan bahwa pandemi covid-19 benar-benar memberikan dampak serius kepada laju pertumbuhan ekonomi. Banyak perusahaan besar gulung tikar, baik perusahaan di Indonesia maupun di negara lain. Dibeberapa negara dan di Indonesia sendiri, gerai Pizza Hut banyak yang tutup permanen atau tutup sementara. Namun khusus untuk Pizza Hut di Indonesia, selama pandemi ini ternyata mencoba melakukan cara lain dengan ‘menjemput bola’.
Â
Daftar isi
Apa yang terjadi?
Siapa yang tidak tahu tentang Pizza Hut. Pizza Hut merupakan salah satu gerai makanan yang identik dengan makanan kelas menengah ke atas. Menu-menu yang disajikan begitu berkelas dengan harga yang cukup fantastis bagi kebanyakan orang Indonesia.
Dengan berhentinya aktivitas masyarakat di luar rumah, membuat gerai apapun termasuk gerai makanan cepat saji mulai memutar otak. Mereka mulai berfikir bagaimana caranya agar tetap terhubung dengan konsumen tanpa konsumen harus datang ke restoran. Dalam situasi seperti ini, mereka perlu kreatif agar bisa bertahan.
Di tengah pandemi yang tengah melanda, kini Pizza Hut membuat terobosan penjualan agar bertahan. Misalnya dengan Rp100.000,-, konsumen mendapatkan empat box pizza personal. Tidak hanya menjajakan produk promo pandemi di depan gerainya saja. Pizza Hut juga mengekspansi hingga ke pelosok dan pinggiran kota yang jauh jaraknya dari gerai terdekatnya.
Belajar dari Pizza Hut
Salah satu alasan Pizza Hut berupaya mendongkrak penjualan adalah dengan menjajakan pizza secara langsung di pinggir jalan. Hal ini juga sebagai upaya agar tidak merumahkan karyawannya. Banyak usaha yang Pizza Hut lakukan, mulai dari menutup gerai offline, menggunakan funnel online, berjualan di pinggir jalan, berjualan hingga pinggiran kota, serta melakukan promo agar stock pizza cepat habis dan tidak terbuang. Semua usaha tersebut adalah upaya Pizza Hut di Indonesia untuk menutupi Fix Cost, Sunk Cost dan mencegah barang busuk. Setiap bisnis umumnya memiliki tiga tipe pengeluaran yaitu Fix Cost, Variable Cost, dan Sunk Cost.
-. Fix Cost : merupakan pengeluaran yang pasti, walaupun sedang tidak menjual produk satupun (Misalnya sewa gedung, gaji karyawan tetap, dll)
-. Variable Cost : merupakan pengeluaran yang hanya keluar jika barang laku (Misalnya bahan baku, dll)
-. Sunk Cost : Merupakan pengeluaran yang keluar karena keputusan strategi manajemen (Misalnya biaya marketing, dll)
Apa yang terjadi dapat menjadi bukti bahwa brand besar saja tidak cukup untuk terus kompetitif. Mau itu brand lama atau baru, brand besar atau brand kecil, semua tergantung dari strategi apa yang dipilih. Pizza Hut di Indonesia berusaha membuktikan bahwa Direct Marketing atau jualan langsung tidak memalukan, justru memberikan keuntungan dan membuat Pizza Hut di Indonesia bangkit dari pandemi.
Â
Program Pelatihan Akeyodia
Silakan hubungi kami di telepon/WA ke nomor 08112652244 /08112652210, jika Anda tertarik mengadakan Training untuk Perusahaan/Instansi/Sekolah, Pelatihan untuk Masa Persiapan Pensiun, Seminar motivasi, 1 on 1 life coaching, 1 on 1 business coaching, konsultasi pribadi, dan seminar online.