Kita semua membuat kesalahan dalam hidup. Kita salah langkah, membelok dari jalur yang benar, dan gagal dalam mengusahakan sesuatu. Itu wajar sebagai bagian dari perjalanan mencari jati diri, tentang siapa kita. Sebanyak apa pun prosesnya yang mungkin menyakitkan, dan sebesar apapun kita ingin membalikkan waktu, tidak pernah ada gunanya menyesali keputusan yang kita buat, kita tidak bisa kembali ke belakang.
Ada Hal Menakjubkan di Dalamnya
Meskipun tidak ada yang suka melakukan kesalahan dan gagal, ada juga hal menakjubkan di dalamnya. Melalui kegagalan, kita belajar. Kita tumbuh secara spiritual, mental, dan emosional. Dan melalui pertumbuhan itu, kita beradaptasi dengan keadaan, menggunakan kesalahan masa lalu sebagai pedoman untuk meningkatkan kehidupan kita ke masa depan.
Sebagaimana seorang gamer, dari waktu ke waktu, tahu apa yang harus diwaspadai, perangkap apa yang mungkin muncul di jalan, ke mana harus berbelok ke depan, bagaimana bereaksi ketika musuh datang di jalan mereka, dan karena itu, mereka meningkatkan keterampilan mereka. Tetapi itu tidak mungkin terjadi tanpa kegagalan. Kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan, jadi Anda seharusnya tidak pernah menyesali keputusan Anda, tidak peduli betapa buruknya kegagalan itu.
Tidak Ada Ruang untuk Menyesal
Kegagalan adalah mekanisme inti untuk adaptasi dan kelangsungan hidup jangka panjang. Selalu begitu. Semua manusia di dunia telah melakukan kesalahan yang tak terhitung jumlahnya dan telah mengalami sejumlah kegagalan yang tak terbayangkan. Tapi tidak ada ruang untuk menyesal, hanya ruang untuk perbaikan. Seiring waktu, banyak hal membaik karena belajar dari kegagalan.
Jadi, apa pun yang terjadi, jangan menyesal. Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan bagi Anda. Anda tidak pernah tahu di mana kegagalan atau kesalahan dapat menyebabkan Anda justru lebih maju.
Saat Kita Bisa Menerimanya
Ketika kita mengarungi kesakitan dan kegagalan, dan menyesali keputusan masa lalu, berharap kita bisa kembali dan membatalkan beberapa hal, kita tidak menyadari apa yang ada di depan. Kita tidak menyadari jalan yang sedang dilalui atau persimpangan yang membawa kita ke arah yang seharusnya kami tuju.
Rasa sakit karena kegagalan memang kadang menyakitkan. Tetapi saat kita bisa menerimanya, kita keluar sebagai orang yang lebih baik, lebih banyak pengertian, lebih berbelas kasih, lebih sadar untuk memberi, dan lebih berempati terhadap kebutuhan orang lain.